BacaJogja – Insiden kecelakaan study tour di Ciater, Subang, Jawa Barat, menjadi pembahasan di timgkat nasional. Bahkan beberapa daerah mengusulkan agar kegiatan study tour ditiadakan.
Di Yogyakarta sendiri, study tour memberikan konstribusi rata-rata 80 persen pada objek wisata. Lantas bagaimana dengan Yogyakarta sebagai salah satu destinasi wisata di Indonesia?
Mantan Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan, study tour tetap diperlukan bagi siswa. Pengalaman belajar di luar sekolah sangat dibutuhkan oleh pelajar, sehingga diharapkan kegiatan study tour atau apapun istilahnya, tetap diperkenankan.
Baca Juga: Bus Pariwisata Terguling di Bukit Bego Bantul, Tiga Meninggal
Dia mengatakan, hal terpenting adalah, esensinya tidak sebatas hura-hura semata, namun harus ada pengayaan yang didapat siswa selepas melakoni perjalanan. Kota Yogyakarta, maupun DIY secara keseluruhan, selama ini menjadi tujuan favorit study tour karena menawarkan destinasi yang relatif komplet.
“Jangan seolah hanya piknik, misalnya, ada essay laporan dari study tour itu tiap siswa,” ungkapnya dalam diskusi publik bertajuk “Kontroversi Pelarangan Study Tour dan Dampaknya bagi Kota Yogya Sebagai Tempat Tujuan Pariwisata”, Senin, 20 Mei 2024.
Menurut dia, agar study tour berjalan aman dan nyaman ada beberapa hal yang perlu diatur, khususnya jaminan keselamatannya. “Misalnya terkait izin, alat transportasi, termasuk surat uji kelayakan kendaraan,” katanya.
Baca Juga: DPD RI Minta Pengelolaan Pariwisata Yogyakarta Terintegrasi Agar Hasil Maksimal
Menurut dia, pihak sekolah maupun dinas yang berwenang di daerah pun bisa memperhitungkan medan menuju destinasi yang hendak dikunjungi. “Jalur arah selatan atau timur menuju Gunungkidul jalannya banyak. Kalau sampai lewat Cinomati, itu karena mau jalan yang singkat, tapi risiko, karena sempit dan berkelok,” cetusnya.
Di tempat yang sama, Ketua DPC PKB Kota Yogyakarta Solihul Hadi menegaskan persoalan yang harus diurai adalah terkait transportasi yang terstandar. Tidak bisa pihak-pihak yang berwenang serta-merta melarang aktivitas perjalanan karya wisata untuk para pelajar.
Baca Juga: Bus Pariwisata Tabrak Lari di Jalan Kaliurang Sleman
Menurut dia, kendaraan dan supir yang membawa rombongan harus memiliki izin yang jelas dan kelaikan jalan. “Bagaimana armada, izin travel, juga tempat yang dituju, karena itu sangat penting untuk dicermati,” ungkapnya.
“Yang jelas dari penyelenggaranya. Kami yakin bahwa guru-guru dan sekolah sudah mempersiapkan dengan baik untuk study tour. Bagaimana armada, ijin travel juga tempat yang dituju sangat penting untuk dicermati,” jelasnya. []