BacaJogja – Menurut data iSIKHNAS, sebanyak 322 ekor sapi di Kabupaten Bantul telah dinyatakan positif terinfeksi PMK, dengan 32 di antaranya dilaporkan mati. Pemkab Bantul pun melakukan langkah strategis.
Pemkab melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) resmi menutup operasional Pasar Hewan Imogiri selama 14 hari, mulai Selasa (14/1/2025). Langkah ini diambil sebagai respons cepat terhadap merebaknya wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak, khususnya sapi.
Wabah PMK, yang menyerang mulut dan kuku hewan ternak, diketahui menyebar dengan cepat melalui kontak langsung maupun perantara seperti kendaraan pengangkut dan alat peternakan. Sebanyak 32 sapi dilaporkan mati akibat penyakit ini.
Baca Juga: Cek Jadwal Terbaru KRL Jogja-Solo: Hemat Waktu, Hanya Rp 8.000
Kepala DKPP Kabupaten Bantul, Joko Waluyo, menegaskan bahwa penutupan pasar hewan ini merupakan langkah preventif untuk memutus rantai penyebaran virus. “Kabupaten Bantul memiliki tingkat lalu lintas ternak yang cukup tinggi, terutama dari luar daerah. Oleh karena itu, penutupan pasar ini menjadi langkah penting agar wabah tidak semakin meluas,” jelas Joko.
Langkah-langkah Penanganan PMK di Bantul
Untuk menangani wabah ini, DKPP Kabupaten Bantul telah melakukan beberapa langkah strategis, termasuk vaksinasi terhadap sapi di wilayah terdampak. Hingga saat ini, sebanyak 274 dosis vaksin telah disuntikkan, dan DKPP tengah menunggu distribusi tambahan 10.000 dosis vaksin dari pemerintah pusat.
Selain itu, edukasi dan penyuluhan kepada peternak terus digencarkan. DKPP juga mengimbau masyarakat untuk memperhatikan kebersihan kandang dan peralatan peternakan guna mengurangi risiko penyebaran virus.
Baca Juga: Panduan Lengkap Cara Daftar NIK e-KTP untuk Dapatkan Bansos PKH 2025
Sebagai upaya tambahan, penyemprotan disinfektan dilakukan oleh BPBD Kabupaten Bantul di seluruh area Pasar Hewan Imogiri. Langkah ini bertujuan memastikan fasilitas pasar bebas dari virus sehingga saat pasar kembali dibuka, lingkungan lebih aman bagi peternak dan hewan ternak.
Kekhawatiran Peternak dan Dampak Ekonomi
Wabah PMK ini memicu kekhawatiran besar di kalangan peternak karena dampaknya yang signifikan terhadap ekonomi dan kesehatan hewan. Penutupan pasar hewan selama dua minggu dikhawatirkan memengaruhi pendapatan peternak yang bergantung pada penjualan ternak di pasar.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini: Waspadai Hujan Lebat dan Gelombang Tinggi
Namun, Joko Waluyo meyakinkan bahwa langkah-langkah yang diambil bertujuan untuk melindungi keberlangsungan usaha peternakan di Bantul. “Kami berharap masyarakat dapat memahami kebijakan ini sebagai upaya untuk mengendalikan wabah dan menjaga keberlanjutan peternakan di Bantul,” ujarnya.
Dengan vaksinasi yang semakin digencarkan dan berbagai upaya pengendalian lainnya, diharapkan wabah PMK di Bantul dapat segera teratasi. Penutupan pasar hewan menjadi langkah penting untuk melindungi populasi ternak sekaligus memberikan waktu untuk sterilisasi dan pencegahan lanjutan. []