BacaJogja – Jogja Festivals Forum and Expo (JFFE) 2025 resmi dibuka pada Selasa (6/5/2025) di Gelanggang Inovasi dan Kreativitas (GIK) Universitas Gadjah Mada. Gelaran yang akan berlangsung hingga 7 Mei 2025 ini menjadi ajang penting bagi pelaku industri kreatif, seni, budaya, hingga sektor ekonomi digital untuk berkumpul, bertukar gagasan, dan memperkuat jejaring.
Mengusung semangat Festival Diplomacy, JFFE 2025 menghadirkan beragam agenda menarik mulai dari simposium, srawung festival, talk show, business matching, dialog, hingga music festival. Tujuannya tak hanya mempromosikan potensi seni budaya lokal, tetapi juga mendorong diplomasi budaya dan kolaborasi global yang inovatif dan berkelanjutan.
Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, yang hadir dalam pembukaan acara, menyambut baik pelaksanaan JFFE 2025. Menurutnya, keberadaan festival merupakan kekuatan penting bagi Yogyakarta untuk mengukuhkan posisinya sebagai kota festival berkelas dunia.
Baca Juga: Begal Motor Pakai Celurit di Magelang Tertangkap Warga, Pelakunya Masih Bocah!
“Festival adalah potensi besar bagi Kota Yogya karena mampu memperkuat posisi Yogya sebagai bagian dari jaringan kota festival terkemuka di dunia,” ujar Hasto.
Pemerintah Kota Yogyakarta, kata Hasto, akan terus mendukung berbagai program yang digagas oleh komunitas festival, seniman, hingga pelaku industri kreatif.
Dalam momen pembukaan tersebut, Hasto juga secara simbolis menyerahkan “kunci festival” kepada Ketua JFFE 2025, Heri Pemad. Kunci ini menjadi lambang keterbukaan, kepercayaan, dan tanggung jawab bersama untuk merawat ekosistem festival secara inklusif dan berkelanjutan.
Wakil Wali Kota Yogyakarta, Wawan Harmawan, menegaskan bahwa kolaborasi antara pemerintah dan para pelaku seni selama ini telah berhasil menghadirkan festival-festival berskala nasional bahkan internasional di Yogyakarta.
“Kami akan selalu mendukung seluruh kegiatan festival di Kota Yogya dan siap berkolaborasi dengan para penggiat seni. Harapannya, budaya Jogja bisa dikenal lebih luas, bahkan hingga ke panggung dunia,” ujar Wawan.
Sementara itu, Heri Pemad menekankan bahwa JFFE 2025 bukan sekadar festival, melainkan ruang temu strategis bagi para pelaku ekonomi kreatif lintas sektor.
“JFFE adalah ruang yang memberikan kontribusi nyata dalam banyak perspektif—sosial, ekonomi, pendidikan, seni, hingga budaya. Tahun ini, kami fokus pada diplomasi festival yang mengarah pada penguatan kolaborasi global,” jelas Heri.
Dengan semangat kolaborasi dan keberlanjutan, JFFE 2025 diharapkan dapat menjadi titik tolak baru bagi pertumbuhan ekosistem festival di Yogyakarta sekaligus memperluas jangkauan diplomasi budaya Indonesia ke tingkat internasional. []