BacaJogja – Yogyakarta kembali menjadi saksi pertemuan lintas tokoh dan lintas zaman. Di salah satu sudut Jalan Kaliurang, tersaji momen hangat antara Anies Baswedan—tokoh nasional yang dikenal luas di dunia pendidikan dan politik—dengan pelukis kenamaan Djoko Timun. Pertemuan ini tak sekadar silaturahmi, tetapi juga reuni emosional dua sahabat lama yang pernah berbagi semangat perjuangan di masa mahasiswa.
Pertemuan mereka terjadi pada 29 Mei 2025 di Galeri Djoko Timun, Jalan Kaliurang, Sleman, Yogyakarta. Galeri yang sekaligus menjadi rumah sang pelukis ini menjadi ruang bernostalgia, tempat kenangan tentang aktivisme kampus, persahabatan, dan seni berkelindan.
Baca Juga: Lomba Mancing Lele di Irigasi Mepet Tegalan Bantul: Hadiah Jutaan Rupiah Menanti!
“Saya ketemu Mas Anies di UGM waktu Ramadan, di Gudeg Sagan,” ungkap Djoko Timun—yang bernama asli Djoko Mursabdo. “Waktu itu saya bareng Khosim, anak buahnya Brotoseno. Mas Anies kelihatan sibuk, jadi pertemuan singkat saja. Tapi saya sempat bilang, ‘Saya akan melukis dirimu.’”
Namun, jauh sebelum pertemuan itu, Djoko sebenarnya sudah lebih dulu mengabadikan Anies lewat kanvas. Pada tahun 2022, ia melukis sosok Anies dalam balutan seragam gubernur DKI Jakarta. “Itu bentuk penghargaan atas masa-masa kami menjadi aktivis. Masa perjuangan itu sangat berkesan,” kenangnya.
Lukisan itu sempat mengejutkan H. Abdul Muhaimin, pengasuh Pondok Pesantren Nurul Ummahat, Kotagede, saat berkunjung ke galeri Djoko Timun. “Gus Muhaimin bilang, ‘Lho, kok ada lukisan Anies Baswedan?’” cerita Djoko sambil tertawa. Dari perbincangan itulah muncul usulan agar Anies mampir ke galeri jika sedang di Yogyakarta—yang akhirnya benar-benar terjadi.
Baca Juga: KAI Wisata Beri Hadiah Hardiknas 2025 untuk Guru: Akses Gratis Lawang Sewu dan Museum KA Ambarawa
Pertemuan di galeri itu berlangsung hangat, penuh canda dan nostalgia. Bagi Djoko, lukisan tersebut bukan sekadar karya seni, melainkan simbol perjalanan dan penghormatan terhadap seorang sahabat yang kini menapaki jalan berbeda. “Dia pernah jadi rektor, menteri, gubernur. Kalau saya ya tetap pelukis,” ucapnya berseloroh.
Djoko juga menepis anggapan bahwa Anies berjarak dengan dunia seni. “Sejak dulu, Mas Anies itu akrab dengan siapa saja, termasuk seniman. Mungkin hanya framing yang bikin kesan sebaliknya,” jelasnya.
Silaturahmi di galeri seni itu menjadi penanda bahwa hubungan antara seni, aktivisme, dan kepemimpinan bisa saling menguatkan. Dalam balutan warna dan sapuan kuas, terbangun kembali ingatan kolektif tentang perjuangan, idealisme, dan persahabatan yang tak lekang waktu. []