Dari Gunungan ke Harapan: Warga Srigading Bantul Rayakan Taman Baru dengan Semangat Budaya

  • Whatsapp
kirab srigading
Kirab Budaya pembukaan Taman Srigading Bantul (Ist)

BacaJogja – Langit Srigading, Sanden, Bantul, Yogyakarta  cerah seperti mengamini semangat warga Padukuhan Dengokan yang berarak dalam barisan rapi. Mereka bukan sekadar berjalan—mereka berkirab, membawa harapan dan syukur dalam wujud gunungan hasil bumi yang penuh warna.

Di tengah langkah yang mantap dan iringan gamelan tradisional, semangat kebersamaan terasa menyatu dalam sebuah peristiwa yang tak sekadar seremoni: Grand Opening Taman Srigading.

Read More

Acara ini bertajuk Srigading Nyawiji, yang dalam bahasa Jawa berarti “Srigading menyatu.” Sebuah tajuk yang mencerminkan cita-cita masyarakat untuk menjadikan taman ini sebagai ruang bersama—tempat bertemu, berbagi, dan menjaga warisan budaya tetap hidup di tengah arus zaman.

Baca Juga: Car Free Day Jogja: Lengkap! SIM, SKCK, Hiburan, dan Dapur Gratis di Stadion Maguwoharjo

Barisan kirab tampak mencuri perhatian. Di depan, spanduk besar mengabarkan maksud acara. Di belakangnya, deretan pria dan wanita mengenakan baju adat Jawa, melangkah sambil tersenyum, membawa gunungan berisi aneka hasil tani: cabai merah, terong ungu, jagung kuning, hingga daun pisang yang segar.

Gunungan itu bukan hiasan semata, tapi simbol syukur atas berkah bumi, sekaligus doa untuk kemakmuran desa mereka.

Suara riuh anak-anak yang berlarian di tepi jalan menambah semarak. Warga dari berbagai usia tumpah ruah menyaksikan prosesi. Tak sedikit yang mengabadikan momen dengan ponsel, seolah ingin membawa pulang secuil kebahagiaan yang terasa begitu tulus hari itu.

Selain kirab, berbagai hiburan rakyat turut digelar—pertunjukan tari tradisional, musik gamelan, dan bazar UMKM lokal yang menyajikan kuliner khas dan kerajinan tangan. Di sudut taman yang baru diresmikan itu, seorang ibu tampak duduk di bangku taman, menyuapi anaknya sambil berkata, “Akhirnya Srigading punya ruang seperti ini.”

Baca Juga: Kenduri Lintas Iman di Ganjuran Bantul: Harmoni yang Bertumbuh dalam Doa dan Budaya

Menurut salah satu panitia, kirab ini bukan sekadar meramaikan pembukaan taman, tetapi juga ajakan agar masyarakat menjaga ruang publik bersama. “Ini bentuk rasa syukur dan juga cara kami menjaga budaya. Supaya anak-anak tahu, ini warisan kita, dan ini yang membuat kita beda,” ucapnya.

Taman Srigading kini menjadi simbol baru. Bukan hanya tentang taman fisik dengan rumput hijau dan bangku taman, melainkan tentang bagaimana sebuah komunitas merayakan ruangnya, menyatu dalam langkah, dalam doa, dan dalam seni.

Dan hari itu, Srigading benar-benar nyawiji—bersatu dalam semangat yang hangat dan membumi. []

HASNA TITANIA
ILKOM / UNIDA GONTOR

Related posts