Yogyakarta Sudah Musim Hujan, BMKG Keluarkan Imbauan Antisipasi La Nina

  • Whatsapp
Ilustrasi banjir
Ilustrasi banjir. (Foto: Facebook/Istimewa)

Yogyakarta – Stasiun Klimatologi Sleman Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMMG) Yogyakarta menyebutkan saat ini seluruh wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta telah memasuki musim penghujan. Kondisi curah hujan selama periode dasarian I November 2021 pada umumnya dalam kategori di atas normalnya atau rata-ratanya.

Stasiun Klimatologi Slema Yogyakarta Reni Kraningtyas menjelaskan, antauan indeks El Nino-Southern Oscillation (ENSO) hingga dasarian I November 2021 menunjukkan kategori La Nina lemah sedang (-0.99). Fenomena La Nina diprakirakan berlangsung hingga periode April-Mei-Juni 2022.

Read More

Baca Juga: Pariwisata Sleman Antisipasi Hadapi Cuaca Ekstrem La Nina

Menurut dia pengaruh La Nina di Yogyakarta berdampak pada peningkatan curah hujan bulanan di atas normalnya atau rata-ratanya. Pada November La Nina dapat memicu peningkatan curah hujan hingga 60 persen dibandingkan kondisi normalnya atau rata-ratanya, di mana curah hujan umumnya mencapai 300-500 mm dalam 1 bulan (kategori tinggi-sangat tinggi).

Sedangkan pada periode musim hujan Desember-Januari-Februari La Nina dapat memicu peningkatan curah hujan dalam kisaran 20-60 persen dibandingkan normalnya atau rata-ratanya, dimana curah hujan selama musim penghujan (Desember-Januari-Februari) umumnya mencapai 300 – 500mm dalam 1 bulan (kategori tinggi-sangat tinggi).

Baca Juga: Update Data Dampak Bencana Alam di Yogyakarta, Terbanyak di Gunungkidul

Reny mengungkapkan, perlu diwaspadai peningkatan potensi bencana hidrometeorologi di puncak musim hujan. “Puncak musim hujan wilayah di Yogyakarta diprakirakan terjadi pada bulan Januari 2022,” katanya dalam siaran pers, Selasa, 16 November 2021.

Untuk itu, BMKG Yogyakarta mengimbau para pemangku kepentingan diharapkan dapat sedini mungkin mengantisipasi potensi bencana hidrometeorologi di wilayah Yogyakarta. Imbauan lainnya yakni lebih optimal melakukan pengelolaan tata air terintegrasi dari hulu hingga hilir, dengan penyiapan kapasitas sungai dan kanal untuk antisipasi debit air yang berlebih.

“Masyarakat diimbau terus memperbaharui perkembangan informasi dari BMKG dengan memanfaatkan kanal media sosial info BMKG, atau langsung menghubungi kantor BMKG terdekat,” ungkapnya. []

Related posts