Pariwisata Sleman Antisipasi Hadapi Cuaca Ekstrem La Nina

  • Whatsapp
jeep merapi
Wahana wisata Jeep Merapi di Sleman. (Foto: Dok. Jeep Merapi)

Sleman – Pemerintah Kabupaten Sleman melakukan antisipasi dampak cuaca ekstrem atau La Nina yang berakibat peningkatan curah hujan pada destinasi pariwisata. Pemkab sudah menertibkan surat edaran kepada setiap destinasi wisata untuk melakukan kesiapsiagaan dan edukasi terkait dampak bencana hidrometeorologi.

Berdasarkan rilis dari BMKG, pengaruh La Nina di Daerah Istimewa Yogyakarta berdampak pada peningkatan intensitas curah hujan bulanan di atas normalnya atau rata ratanya, di awal musim penghujan Oktober-November 2021 akan memberikan dampak yang cukup tinggi yakni sekitar 60 persen.

Read More

Baca Juga: Waspada Bencana Hidrometeorologis Sektor Wisata, termasuk Banjir Lahar Merapi

Sedangkan jika La Nina masih berlanjut hingga musim penghujan (Desesember 2021 – Januari 2022 – Februari 2022) maka dampak La Nina akan semakin turun yakni sekitar 20-60%. Meskipun persentase peningkatan curah hujan relatif lebih kecil, namun dampak terhadap peningkatan bencana hidrometeorologi semakin tinggi terlebih di puncak musim hujan (Januari 2022).

Kabid Pengembangan Destinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Dispar Sleman, Aris Herbandang mengaku dalam mengantisipasi ancaman bencana pihaknya bekerja sama dengan BPBD Sleman dalam melakukan pelatihan mitigasi bencana. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kewaspadaan potensi bencana alam bagi pengelola wisata di Kabupaten Sleman.

Baca Juga: Daftar 14 Destinasi Wisata di Sleman yang Sudah Menerima Kunjungan Wisatawan

“Kami sudah menginstruksikan untuk melakukan koordinasi pemantauan cuaca, terlebih destinasi wisata yang rawan ancaman bencana hidrometrologis seperti Jeep Merapi dan desa wisata yang memiliki susur sungai,” jelas Bandang, sapaan akrabnya, dalam konferesi pers, Selasa, 2 November 2021.

Menurutnya dalam mengantisipasi ancaman bencana, diperlukan kesadaran pengamanan secara kolektif, tidak hanya pelaku wisata namun juga wisatawan. Saat ini penggunaan aplikasi PeduliLindungi dan penerapan CHSE terus didorong di Kabupaten Sleman.

Penggunaan aplikasi ini juga tidak menjadi hambatan karena wisata di Sleman jaraknya dekat dan sudah terkoneksi. “Apabila pengunjung sudah mencapai batas wisatawan bisa dialihkan di lokasi lainnya,” tambah Bandang. []

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *