Cerita Ojol Perempuan Jogja, Rentan Jadi Korban Pelecehan Seksual hingga Klitih

  • Whatsapp
ojol cewek jogja
Jogja Ojol Perempuan (Joper) mendeklarasi Ojol Perempuan Melawan Kekerasan Seksual di Yogyakarta, Sabtu, 29 Januari 2022. (Foto: BacaJogja)

Yogyakarta – Sekitar 50 perempuan yang berprofesi sebagai ojek online di Kota Yogyakarta punya wadah baru, namanya Joper singkatan dari Jogja Ojol Perempuan. Joper ini sebagai wadah mereka berkeluh kesah, termasuk hal-hal yang kurang menyenangkan yang dialami para srinadi ojol ini.

Tidak jarang, mereka menemui aktivitasnya membuatnya risih. Salah satunya, pelecehan seksual dari customer. “Teman saya, sebut saja namanya ADN, dulu ojol pernah dapat perlakuan tidak senonoh dari customer, dia diraba-raba saat di jalan,” ujar Ari, seorang ojol perempuan dalam dialog Curhat Joper dan Deklarasi Ojol Perempuan Melawan Kekerasan Seksual di Yogyakarta, Sabtu, 29 Januari 2022.

Read More

Baca Juga: Viral Pria Colek Bokong Apes Kehabisan Bensin di Bantul

Ari mengatakan, sejak kejadian itu, ADN trauma dan memilih tidak mau bekerja menjjadi ojol lagi. “Temanku berhenti sebagai ojol gara-gara itu. Kami ang masih sebagai ojol khawatir juga mendapatkan perlakuan yang tidak mengenakkan itu,” ungkapnya.

Di tempat yang sama, Rini ojol perempuan yang lain bercerita tentang kekhawatirannya saat on bit waktu malam. Tidak takut dengan hantu, tapi khawatir dengan kenakalan remaja yang biasa disebut klitih. “Teman kami pernah dicelurit waktu kerja, jadi kadang khawatir dan waswas saat ketemu dengan rombongan sepeda motor di jalan, takutnya mereka adalah klitih,” ujarnya.

ojol perempuan
Jogja Ojol Perempuan (Joper) dialog Curhat Joper bersama Anggota Komisi B DRPD Kota Yogyakarta Rini Hapsari dan Deklarasi Ojol Perempuan Melawan Kekerasan Seksual di Yogyakarta, Sabtu, 29 Januari 2022.(Foto: BacaJogja)

Padaghal, dia kerap on bid hingga menjelang subuh. Berangkat dari rumah sekitar pukul 10.00 hingga pukul 02.00 WIB. Terkadang jika belum mencapai target lanjut hingga ngalong sampai subuh. “Jam-jam segitu kan, katanya rawan kejahatan jalanan,” ungkapnya.

Baca Juga: Kisah Viral Pria Ojol di Bantul yang Nekat Jual Seisi Rumah Demi Pacar

Pada kesempatan itu, Anggota Komisi B DRPD Kota Yogyakarta Rini Hapsari mengungkapkan perlu advokasi bagi pekerja-pekerja perempuan di Kota Yogyakarta seperti kalangan ojol ini. Tidak sedikit dari mereka merupakan tulang punggung keluarga.

“Perlu advokasi bagi mereka agar memiliki jaminan keamanan saat bekerja. Pemerintah perlu meningkatkan keamanan agar para ojol perempuan ini bisa bekerja tanpa merasa perlu khawatir terhadap keselamatannya,” ungkapnya.

Baca Juga: Kronologi Anak Seorang Ojol di Bantul Meninggal Keracunan Sate

Politikus Partai Demokrat ini mengungkapkan, jika para ojol mendapat perlakuan tidak senonoh atau keselamatannya terancam, perlu melaporkan kepada pihak terkait. “Kami bisa bantu advokasi dengan orang-orang yang berkompeten di bidang hukum untuk melakukan pendampingan,” ungkapnya. []

Related posts