Banyak Daerah Bernama Kauman di Pulau Jawa, Ini Sejarahnya

  • Whatsapp
Kauman
Salah satu perkampungan Kauman di Pulau Jawa. (Foto: Fanspage Sejarah Jogyakarta)

BacaJogja – Banyak suatu daerah punya nama Kauman. Hampir selalu ada di kota, dan kabupaten di Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur dan mungkin di Jawa Barat, punya daerah dengan nama Kauman. Bagaimana sejarahnya?

Kauman atau Pekauman merujuk pada permukiman atau kampung bagi kaum, perangkatnya seperti modin, khatib, qoyim dan lainnya beserta keluarga dan murid-muridnya pada era Mataram Islam. Kata kaum berasal dari bahasa Arab “qaum” yakni kumpulan dan ada pula yang berpendapat “qaimuddin” yang artinya penegak agama.

Read More

Umroh akhir tahun

Baca Juga: Masjid Saka Tunggal Tamansari Keraton Yogyakarta, Unik dan Sarat Filosofi

Keberadaan kampung ini terkait erat dengan pola standar tata ruang pusat pemerintahan di masa itu, yakni ada keraton, alun-alun, masjid, dan pasar.

Dalam standar tata kota tersebut, masjid agung biasanya terletak di sisi barat alun-alun. Sedangkan Kauman umumnya terletak di sebelah utara masjid agung atau barat dan melingkupinya. Alun-alun sendiri selalu berada di depan kraton.

Baca Juga: Mengenal Plengkung Tarunasura di Wijilan Panembahan Kraton Yogyakarta

Konon sejarah Kauman dimulai saat kraton berpindah dari Kotagede ke Kerta atau Pleret. Di Kotagede memang tidak ada Kauman, karena saat itu didominasi ulama dari Kudus, sehingga dikenal “Kudusan”. Daerah Kudusan ini berada di Sayangan, Jagalan, Kotagede.

Kampung Kauman pertama kali hanya ada di sekitar keraton sebagai pusat pemerintahan Mataram Islam. Dusun Kauman di Desa Pleret, di mana sisa-sisa reruntuhan Masjid Agung Kauman Pleret ditemukan barangkali merupakan Kauman paling awal. Pleret adalah ibu kota Mataram Islam ketiga.

Baca Juga: Mengenal Tradisi Ziarah Kuthomoro Keraton Yogyakarta Menjelang Ramadan

Tatanan seperti ini diteruskan ketika pemerintahan Mataram berpindah lagi ke Kartasura dan kemudian Surakarta (1745), termasuk setelah Giyanti (1755) ke Yogyakarta. Setelah terpecah dengan berdirinya Kadipaten Mangkunegaran (1757) dan Kadipaten Pakualaman (1812), di semua tempat tadi pasti ada Kauman.

Baca Juga: Tanah dan Air Bumi Mataram Ikut Disatukan di Ibu Kota Nusantara Penajam Paser Utara

Pada masa berikutnya, setiap bupati di wilayah eks Mataram mengadopsi konsep ini, yakni:
1. Pendapa, kediaman bupati atau di era sekarang biasanya sebutan bagi kantor kabupaten, representasi kraton.
2. Alun-alun di sebelah utara pendapa
3. Masjid agung kabupaten di sebelah barat alun-alun dengan Kauman
4. Pasar yang berada tak jauh dari alun-alun. (sumber: Fanspage Sejarah Jogyakarta)

Related posts