BacaJogja – Rektor Universitas Widya Mataram (UWM), Prof. Dr. Edy Suandi Hamid, M.Ec., menegaskan pentingnya pengembangan pertanian organik yang didukung digitalisasi dalam menghadapi keterbatasan lahan dan perkembangan teknologi.
Hal ini disampaikan dalam acara Sarasehan bertema “Ketahanan Pangan dan Pertanian Organik: Peluang dan Tantangan Pangan Indonesia” yang digelar di Pendopo Soto Seger Boyolali “Jeng Sri” Maguwoharjo, Sleman, pada Senin, 23 September 2024.
Baca Juga: Yusi Ananda Rilis Single “Palestina”, Donasikan Seluruh Hasil untuk Warga Gaza
Prof. Edy menyoroti penggunaan teknologi digital seperti sensor tanah, drone, dan aplikasi berbasis data sebagai langkah penting untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas produk organik. “Teknologi memungkinkan monitoring secara real-time terhadap kondisi tanah dan cuaca, membantu petani membuat keputusan yang lebih tepat,” ungkapnya.
Selain digitalisasi, edukasi mengenai pentingnya produk organik juga menjadi perhatian utama. Menurut Prof. Edy, kesadaran masyarakat, khususnya petani dan generasi muda, perlu ditingkatkan untuk mendukung keberlanjutan pertanian organik di Indonesia.
Baca Juga: Ngangkring Art Fest 2024: 100 Tenda Angkringan dan Lomba Seni di Jogja Expo Center
Dekan Fakultas Pertanian UGM, Ir. Jaka Widada, M.P., Ph.D., menambahkan pentingnya menjaga lingkungan dengan mengadopsi sistem pertanian organik. “Tanah dan bumi adalah titipan, kita harus menjaganya dengan sistem pertanian yang ramah lingkungan,” tuturnya.
Sarasehan ini diharapkan dapat mendorong partisipasi aktif para peserta dalam mengembangkan praktik pertanian organik dan berkelanjutan di masa depan. []