BacaJogja – Dalam rangka memperingati HUT ke-268 Kota Yogyakarta, Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta menggelar acara Beringharjo Great Sale 2024, sebuah program yang mengusung tema “Pasar Rikat Digital.” Tema ini menggambarkan adaptasi pasar tradisional terhadap era digital, terutama dalam penggunaan transaksi non-tunai. Acara yang berlangsung selama tiga bulan, mulai Oktober 2024 hingga Januari 2025, menargetkan peningkatan transaksi melalui digitalisasi.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta, Veronica Ambar Ismuwardani, menjelaskan bahwa Beringharjo Great Sale yang digelar untuk kedua kalinya ini diharapkan mampu mempercepat proses adaptasi pasar rakyat terhadap digitalisasi, terutama dalam penerapan sistem pembayaran non-tunai.
Baca Juga: Djoes Kode Yogyakarta: Tempat Nongkrong Sehat dengan Jus Segar ala Suasana Kafe
“Jika tahun lalu acara hanya terbatas di lantai 2 dan 3, kali ini seluruh area Pasar Beringharjo, mulai dari lantai 1 hingga 3, serta area barat, tengah, dan timur, ikut berpartisipasi,” ujar Veronica saat membuka Beringharjo Great Sale di Pasar Beringharjo, Senin (7/10).
Beringharjo Great Sale menawarkan program diskon menarik bagi para pengunjung yang melakukan pembayaran melalui QRIS BRImo. Selain menarik lebih banyak pembeli, acara ini juga diharapkan mampu meningkatkan pendapatan para pedagang dengan memudahkan transaksi digital.
Baca Juga: Layanan SIM Sleman Oktober 2024: Jadwal Bus Keliling, SIM Corner hingga Malam Minggu
Selain itu, acara ini juga menjadi ajang pengumuman Lomba Kebersihan Pasar Kota Yogyakarta, yang diikuti oleh 29 pasar rakyat. Lomba ini menilai kebersihan pasar berdasarkan empat indikator utama: upaya pengurangan sampah, pemilahan, pengolahan, dan pengelolaan sampah.
Pengembangan UMKM Lokal dan Pasar Rakyat
Kepala Bagian MES Regional Office Yogyakarta Bank BRI, Susanto, menekankan pentingnya program ini dalam mendukung pengembangan UMKM, terutama pedagang pasar tradisional. Menurutnya, penggunaan QRIS tidak hanya mempermudah transaksi, tetapi juga memberikan keuntungan bagi pedagang dan konsumen. “Pembeli mendapatkan potongan harga, sementara pedagang diharapkan dapat meningkatkan omzet dan menarik lebih banyak pembeli,” jelasnya.
Baca Juga: SSB Bangunharjo Championship 2024: Menggali Talenta Muda Sepak Bola di Yogyakarta
Pada Lomba Kebersihan Pasar, Pasar Sanggrahan berhasil meraih juara pertama dengan nilai 72,37, disusul Pasar Prawirotaman di posisi kedua, dan Pasar Karangwaru di tempat ketiga. Juri terdiri dari perwakilan Dinas Kesehatan, Dinas Lingkungan Hidup, Paguyuban Bank Sampah, serta LSM lingkungan setempat, yang menilai secara independen.
Peningkatan Kepedulian terhadap Kebersihan Pasar
Veronica berharap bahwa melalui lomba kebersihan ini, kepedulian terhadap lingkungan pasar dapat semakin meningkat, sehingga seluruh pemangku kepentingan terlibat aktif dalam menciptakan pasar yang bersih dan sehat.
Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Sanggrahan, Agnes Tantri, menyatakan komitmennya untuk menjaga kebersihan pasar sejak berdirinya pasar di Jalan Kampung Sanggrahan pada 2015. “Kami membangun bank sampah untuk sampah anorganik dan menggunakan biopori untuk mengolah sampah organik,” ungkap Agnes.
Acara ini diharapkan menjadi momentum bagi pasar tradisional untuk bertransformasi menuju digitalisasi, meningkatkan kesadaran akan kebersihan, serta mendukung keberlanjutan UMKM lokal. []