Desain Batik Bertema Sumbu Filosofi Yogyakarta Bikin Generasi Z Jatuh Cinta

  • Whatsapp
konsep batik jogja
Kepala dinas Pariwisata dan Ekraf DIY Imam Pratanadi menerima konsep batik Sumbu Filosofi karya Batiki Jannati oleh Aruman (Ist)

BacaJogja – Batik tak pernah kehilangan pesonanya. Kini, generasi muda mulai jatuh hati pada batik dengan sentuhan desain kreatif yang mengangkat nilai sejarah dan filosofi lokal. Salah satunya melalui gagasan unik dari Batiki Jannati, perusahaan kreatif Jogja, yang memperkenalkan desain batik bertema Sumbu Filosofi Yogyakarta.

Dalam audiensi dengan Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) DIY, Imam Pratanadi, MT, Selasa (20/5), Direktur Batiki Jannati, Donni Riwayanto, S.Sn, memaparkan konsep batik yang memadukan unsur budaya, sejarah, hingga simbol kuliner khas Jogja seperti bakpia. Menariknya, desain tersebut mendapat respons positif dari kalangan muda di media sosial.

Read More

“Alhamdulillah, banyak anak muda yang antusias. Mereka mendukung agar batik-batik dengan desain kreatif dan bernilai sejarah seperti ini segera diproduksi. Termasuk soal pewarnaannya yang tetap mencerminkan identitas Jogja,” ujar Donni.

Baca Juga: Jogja Printing Expo 2025 Tampilkan Teknologi Percetakan Terkini dan Solusi Ramah Lingkungan

Desainer Aruman, S.Sn., M.Sn., yang ikut dalam tim kreatif menambahkan, desain batik bertema sumbu filosofi tersebut awalnya merupakan karya yang berhasil meraih juara ketiga dalam ajang lomba desain batik khas Yogyakarta. Saat diangkat menjadi produk nyata, karya tersebut mendapat sambutan hangat, khususnya dari generasi muda yang haus akan produk budaya yang autentik sekaligus kekinian.

Kepala Disparekraf DIY, Imam Pratanadi, mengapresiasi inisiatif kreatif tersebut. Namun, ia menekankan pentingnya konsultasi dengan Dinas Kebudayaan (Kundho Kabudayan) untuk menjaga nilai-nilai filosofis dan literasi budaya yang terkandung di dalamnya.

“Jangan sampai makna dan nilai luhur yang terkandung dalam batik tersebut tereduksi. Kolaborasi dengan instansi kebudayaan tetap diperlukan agar nilai budaya tetap terjaga,” pesannya.

Baca Juga: Heboh Buaya di Sungai Progo Bantul: Fakta, Kesaksian Warga, dan Imbauan Resmi

Ketua DPD Perkumpulan Pemandu Haji dan Umrah Indonesia (PPHI) DIY, H. Taufik Ridwan, juga menyambut positif inisiatif ini. Ia berharap desain batik filosofis tersebut bisa dikolaborasikan dengan pelatihan pemandu wisata muda, khususnya untuk wisata Muslim di kawasan 3K (Kotagede, Karangkajen, dan Kauman) yang sarat nilai sejarah Mataram Islam.

“Mataram Islam adalah bagian penting dari sumbu filosofi Yogyakarta. Jika diperkenalkan oleh anak-anak muda dengan cara kreatif, dampaknya akan luar biasa, tidak hanya untuk pelestarian budaya, tapi juga untuk kontinuitas pariwisata,” ujar Taufik.

Ia menambahkan, pelatihan pemandu wisata khusus sumbu filosofi dan kawasan 3K untuk generasi muda akan segera dirancang. “Agar muncul pemandu-pemandu muda yang tidak hanya fasih menjelaskan sejarah, tapi juga mampu menciptakan pengalaman wisata yang mengesankan,” pungkasnya. []

Related posts