Parangwedang dan Kisah Gaib Sang Raja Yogyakarta: Air Panas dari Tanah Bertuah di Bantul

  • Whatsapp
Pemandian Parangwedang
Pemandian air panas Parangwedang (Ist)

BacaJogja – Di balik riuhnya debur ombak Pantai Parangtritis, tersembunyi sebuah keajaiban alam yang mungkin tak banyak orang tahu: Pemandian Air Panas Parangwedang. Di sinilah, antara pasir pantai dan legenda masa lampau, mengalir hangatnya air bumi yang menyimpan cerita, kesembuhan, dan ketenangan.

Tak seperti pemandian air panas pada umumnya, Parangwedang memancarkan air hangat dari dalam bumi tanpa bau menyengat khas belerang. Airnya jernih, tenang, dan bersahabat.

Read More

Bahkan, kandungan mineral seperti natrium, magnesium, dan klorida di dalamnya dipercaya membawa manfaat kesehatan: dari menyembuhkan penyakit kulit, meredakan rematik, hingga terapi pascastroke. Suhu air mencapai 40 derajat Celsius—hangat yang menyentuh tubuh dengan kelembutan alami.

Baca Juga: Jejak Abadi Sang Penjaga Rimba: Mengenang Prof. Soemardi, Guru Besar Kehutanan UGM

Jejak Legenda Sang Raja

Tempat ini bukan hanya istimewa karena kealamiannya. Ia juga dibingkai oleh legenda. Dikisahkan pada abad ke-19, Sri Sultan Hamengku Buwono VI yang sedang dalam perjalanan menuju Pesanggrahan Balekencur merasa gerah dan kehausan. Setelah menjumpai sumber air yang ternyata dingin, sang Sultan menancapkan tongkatnya ke tanah, dan dari situlah muncul pancaran air panas. Kisah ini membekas kuat, menjadi bagian dari narasi sejarah Kraton Yogyakarta.

Awalnya, pemandian ini merupakan tempat eksklusif untuk keluarga dan kerabat Kraton. Suasana sakral dan tenang menyelimuti Parangwedang. Namun seiring waktu, tempat ini terbuka bagi masyarakat luas. Transformasinya pun menyentuh semua lapisan: dari keramat menjadi tempat rekreasi sehat, dari ruang pribadi menjadi destinasi wisata.

Baca Juga: Demi Sepiring Harapan, Ayah Pergi Tanpa Kembali

Berada sekitar 40 kilometer dari pusat Kota Yogyakarta, Parangwedang menjadi tempat pelarian sempurna dari hiruk-pikuk kota. Suasana hening, udara segar, dan hijaunya lingkungan sekitar membalut pengunjung dalam ketenangan. Enam kolam tersedia: untuk dewasa, anak-anak, dan terapi. Ada pula toilet bersih, kantin sederhana yang menyajikan kuliner lokal, serta spot-spot foto berlatar keindahan alam yang layak diabadikan.

Wisata Sehat dengan Harga Ramah

Parangwedang bukan hanya indah dan menenangkan, tapi juga terjangkau. Tiket masuk hanya Rp 4.000 per orang. Biaya parkir pun bersahabat: Rp 2.000 untuk motor dan Rp 4.000 untuk mobil. Pemandian ini buka setiap hari dari pukul 08.00 hingga 18.00, memberikan waktu luas untuk menikmati kehangatan air dan suasana.

Pemandian Air Panas Parangwedang adalah persinggahan kecil yang menampung banyak makna. Di sana, tubuh menemukan hangat, jiwa menemukan tenang, dan sejarah menyapa dengan cara yang lembut. Tempat ini bukan hanya tentang air panas, tetapi tentang bagaimana alam memberi penyembuhan, dan sejarah memberi cerita.

Jadi, jika suatu hari Anda menyusuri Parangtritis, sempatkanlah untuk menepi. Siapa tahu, di Parangwedang, Anda tak sekadar berendam, tetapi juga menemukan kembali ketenangan yang mungkin sudah lama hilang. []

Related posts