BacaJogja – Aksi protes unik dilakukan warga Dusun Karang Asem Kulon, Srikayangan, Tuksono, Sentolo, Kulon Progo, Yogyakarta, dengan menanam pohon pisang di tengah jalan rusak sebagai bentuk kekecewaan terhadap pemerintah yang dinilai lambat menangani kerusakan infrastruktur. Warga juga memasang spanduk protes.
Terbaru, polisi mendatangi lokasi dan meminta warga mencopoti spanduk yang terpasang pada Rabu, 18 Juni 2025. Pencopotan ini diunggah oleh warganet di media sosial. “Pemerintah antikritik, spanduk demo dicopoti,” tulis warganet sambil membubuhkan video pendek di grup Facebook Kulon Progo.
Baca Juga: SPMB Jalur Afirmasi Disabilitas 2025: 172 Kursi di 16 SMP Negeri Kota Yogyakarta
Aksi protes warga ini terjadi di Jalan Sawah Ngancar, yang sudah lama mengalami kerusakan namun belum mendapat penanganan. Aksi tersebut terekam dalam video dan foto yang diunggah ke media sosial, dan langsung menjadi viral hingga mendapat perhatian luas dari warganet.
Tak hanya menanam pohon pisang, warga juga memasang sejumlah spanduk sindiran yang cukup menyentil, di antaranya bertuliskan “Nyoblos Surat Suara Seng Bolong Jalan Raya!!!”, “Sibuk Ngurus Batik Dalane Ora Dilirik”, dan “Iki Isek Kulon Progo Pak Bupati”. Jalan berlubang dengan genangan air tampak mengganggu aktivitas warga, terutama saat musim hujan.
Merespons aksi tersebut, Wakil Bupati Kulon Progo Ambar Purwoko langsung turun ke lokasi pada Senin (16/6/2025) bersama Dinas PUPKP dan pemerintah desa. Ia menyatakan, kondisi jalan yang dikeluhkan warga memang telah rusak parah selama hampir tiga tahun.
“Saya berdiskusi dan meninjau langsung kondisi jalan. Tapi kok baru sekarang didemo, kenapa tidak dari dulu?” ujarnya.
Baca Juga: Festival Layang-Layang Nasional 2025 Siap Meriahkan Langit Purworejo
Ambar menjelaskan bahwa Pemkab Kulon Progo sudah mengusulkan anggaran perbaikan jalan tersebut untuk tahun anggaran 2026.
Dia menambahkan bahwa alokasi anggaran tahun 2025 sudah disahkan sejak 2024, sehingga belum memungkinkan untuk melakukan perbaikan tahun ini. “Namun kami tetap akan mengupayakan solusi terbaik untuk masyarakat,” ucapnya.
Meski demikian, suara protes warga masih menggema di media sosial, menandakan kebutuhan mendesak akan infrastruktur yang layak dan perhatian serius dari pemerintah. []