BacaJogja — Komitmen sosial keagamaan warga Nahdlatul Ulama (NU) di Kapanewon Pundong, Bantul, Yogyakarta, kembali terbukti. Hingga semester I tahun 2025, Unit Pengumpul Zakat, Infak, dan Sedekah Nahdlatul Ulama (UPZISNU) Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Pundong berhasil menyalurkan total dana santunan sebesar Rp112.950.000 kepada 387 anak yatim.
Dana tersebut disalurkan melalui delapan kegiatan santunan yang tersebar di dua desa, yaitu Panjangrejo dan Srihardono. Enam kegiatan di antaranya digelar oleh Pengurus Ranting NU (PRNU) Panjangrejo, sedangkan dua lainnya oleh PRNU Srihardono.
“Total dana yang kami salurkan selama semester I ini mencapai Rp112.950.000 untuk 387 anak yatim,” ujar Bendahara UPZISNU MWCNU Pundong, Purwanto. Ia merinci bahwa PRNU Panjangrejo menyalurkan Rp88,5 juta, sedangkan PRNU Srihardono sebesar Rp24,4 juta.
Salah satu kegiatan terbaru berlangsung di Masjid Ar Rahmah, Dusun Nglembu, Panjangrejo, Ahad (22/2/2025). Kegiatan ini diawali dengan salat Dhuha berjamaah yang dipimpin H. Djaelani Latief, dilanjutkan dzikir dan tahlil oleh Ustadz Triyanto.
Dalam sesi mau’idhoh hasanah, H. Muhammad Djamal mengingatkan pentingnya perhatian terhadap pendidikan dan pendampingan anak-anak yatim. “Mereka adalah amanah. Tidak hanya tanggung jawab keluarga, tapi juga kewajiban kita bersama untuk mendampingi mereka,” tegasnya.
Pada acara tersebut, PRNU Panjangrejo menyerahkan santunan sebesar Rp14,4 juta kepada 48 anak yatim piatu, dengan masing-masing menerima Rp300 ribu. Penyerahan dilakukan langsung oleh Mulyono dan H. Slamet, disertai pelukan hangat yang memperkuat kesan kebersamaan dan kasih sayang.
Mulyono menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar seremoni, melainkan wujud nyata kepedulian sosial warga NU. “Ini bentuk nyata komitmen NU dalam menjaga nilai-nilai sosial dan keislaman di tengah masyarakat,” katanya.
Program santunan ini menjadi bukti bahwa semangat gotong royong dan nilai ukhuwah Islamiyah masih terjaga dengan baik di masyarakat. Komitmen NU Pundong dalam memelihara solidaritas sosial terus ditunjukkan melalui aksi-aksi nyata yang langsung menyentuh kelompok masyarakat rentan, khususnya anak-anak yatim. (Markaban Anwar)