Festival Jeron Beteng 2025: Dari Giwangan hingga Mancanegara, Menari Bersama di Yogyakarta

  • Whatsapp
wisatawan jogja
Wisatawan mancanegara juga mengikuti flashmob tari topeng di Festival Jeron Beteng 2025. (Pemkot Yogyakarta)

BacaJogja – Sabtu sore itu, Alun-Alun Selatan Yogyakarta berubah menjadi panggung raksasa. Ratusan wajah ditutupi topeng kertas, namun semangat di mata mereka tak bisa disembunyikan. Dari anak-anak hingga orang tua, dari warga lokal hingga wisatawan mancanegara, semuanya larut dalam harmoni gerak dan irama: menari bersama dalam Festival Jeron Beteng 2025.

Tak kurang dari 250 orang berkumpul untuk mengikuti flashmob tari topeng—salah satu acara unggulan dalam festival yang digelar Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Pariwisata. Dengan tema “Menari Bersama-sama di Destinasi Ngangenin (Masangin),” kegiatan ini menjadi simbol kebersamaan, budaya, dan semangat merawat warisan leluhur.

Read More

Baca Juga: Misteri Terungkap di Gunung Lawu: Penemuan Motor dan Jenazah Perempuan Diduga Sheila, Mahasiswi UGM yang Hilang Sejak Maret

Tertarik karena saya ingin mencari pengalaman dan ingin mengenal satu sama yang lain,” ungkap Selvia Cici Cahyani, peserta asal Giwangan yang aktif di sanggar tari. Di tengah kerumunan yang menari serempak, Selvia tampak menikmati setiap detik pengalaman langka itu. “Semoga di tahun yang akan datang bisa ada kegiatan ini lagi,” harapnya.

Tari topeng yang ditampilkan bukan sekadar pertunjukan. Ia membawa napas sejarah panjang, warisan sejak abad ke-9 dari masa Mataram Kuno yang hingga kini masih dijaga di Kraton Yogyakarta. Kepala Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, Wahyu Hendratmoko, menegaskan pentingnya pelestarian budaya ini sebagai daya tarik pariwisata khas Jogja.

Festival Jeron Beteng Jogja 2025
Warga antusias mengikuti flashmob tari topeng dalam Festival Jeron Beteng di Alun-alun Selatan Yogyakarta. (Pemkot Yogyakarta)

“Topeng merupakan budaya yang dipelihara kraton sejak dulu, salah satunya dalam bentuk wayang topeng. Festival ini kami harapkan bisa makin mengenalkan bahwa Jogja juga punya kekayaan budaya tari topeng yang tak kalah menarik,” ujar Wahyu usai membuka acara dengan prosesi simbolik penancapan topeng.

Baca Juga: Kisah di Balik Kursi 13A: Saat Empati Tergilas Ego di Dalam Kereta Api

Festival Jeron Beteng tahun ini tidak hanya menghadirkan flashmob. Pentas tari, musik band, bazar UMKM, dan penerbangan layang-layang turut meramaikan suasana. Ada pula pawai ogoh-ogoh dan bregodo hasil kolaborasi dengan PHDI DIY serta kelompok-kelompok budaya dari wilayah Kadipaten, Patehan, dan Panembahan.

Event seperti Festival Jeron Beteng menjadi bagian dari strategi Pemkot Yogyakarta dalam meningkatkan minat wisatawan. Terbukti, selama 11 hari libur Lebaran lalu, kota ini dikunjungi sekitar 650.000 wisatawan dengan rata-rata belanja mencapai Rp 2,1 juta. Tahun ini, sebanyak 135 event siap digelar sepanjang Januari hingga Desember.

Dengan langkah sederhana namun penuh makna, warga dan wisatawan bersama-sama bergerak dalam satu irama. Di bawah langit senja Jogja, mereka menari—bukan hanya untuk merayakan budaya, tetapi juga untuk saling mengenal, merajut kebersamaan, dan merawat warisan yang membuat Yogyakarta selalu ngangenin. []

Related posts