Rabu siang yang seharusnya menjadi perjalanan singkat untuk melayat, berubah menjadi tragedi di jalur utama Purworejo–Magelang, tepatnya di Desa Kalijambe, Kecamatan Bener.
Sebuah truk pengangkut pasir diduga mengalami rem blong dan menghantam sebuah angkot serta rumah warga. Akibat kejadian itu, 11 orang meninggal dunia, seluruhnya adalah penumpang angkot, dan 6 lainnya luka-luka.
Mereka bukan rombongan biasa. Mereka adalah para guru SD Islam Tahfidz Qur’an As Syafi’iyah Mendut. Sosok-sosok pendidik yang tengah menjalankan niat baik: melayat ke rumah duka KH. Barzakki di Desa Penungkulan, Kecamatan Gebang. Takdir berkata lain.
“Truk dari utara oleng tak terkendali, sehingga nabrak angkot di depannya, terus nabrak rumah,” jelas Kapolres Purworejo AKBP Andry Agustiano, menggambarkan detik-detik kecelakaan maut itu.
Baca Juga: Kronologi Anak di Bantul Terseret Arus Selokan Saat Ambil Sandal Hanyut
Truk bernomor polisi B 9970 BYZ yang dikemudikan oleh Ladis (48) meluncur dari arah Magelang menuju Purworejo. Saat menuruni jalan di Kalijambe, truk kehilangan kendali. Rem diduga blong. Dalam sekejap, tabrakan tak terhindarkan. Angkot yang mereka tumpangi ringsek parah, sebagian korban terjepit di dalam. Truk terus melaju dan menghantam rumah warga sebelum terguling.
Salah satu rumah yang tertabrak milik Paiman (60). Ia dan istrinya Umiyatun (53) ikut menjadi korban luka-luka, kini dirawat intensif di rumah sakit.
“Sebanyak 11 penumpang angkot dinyatakan meninggal dunia. Sopir dan kernet truk telah diamankan untuk pemeriksaan,” ujar Kapolres.
Baca Juga: Honda Jazz Tabrak Perempuan Muda hingga Meninggal di Ring Road Depan UPN Jogja
Deretan Nama, Deretan Duka
Berikut adalah daftar korban tewas dalam tragedi tersebut, semuanya guru dan satu orang sopir angkot:
-
Aulia Anggi Praktiwi (26), Muntilan
-
Divya Kreswinannda (25), Mertoyudan
-
Isna Hayati (27), Mendut
-
Naely Nur Sadiyah (23), Srambianak
-
Finna Mukarromah (28), Rambeanak
-
Nely Suroya, Paremono
-
Melani Septiani (26), Ambartawang
-
Edy Sunaryo (71), sopir angkot
-
Naqi Umi Rohmah (27), Rambeanak
-
Siti Khur Fatonah (27), Giritengah
-
Hesti Nurngaini Rahayu (24), Wanurejo
Baca Juga: Menelusuri Kawasan Titik Nol Kilometer Yogyakarta: Jejak Sejarah di Pusat Kota
Wakapolda Jawa Tengah Brigjen Pol Latif Usman memastikan seluruh korban telah teridentifikasi. Jenazah tersebar di dua rumah sakit, yaitu RSUD dr. Tjitrowardojo dan RSUD RAA Tjokronegoro Purworejo.
Sementara itu, 6 korban luka lainnya, termasuk guru dan warga, masih dirawat di rumah sakit. Di antaranya Mila Mudianawati, Ayu Salwa, dan Sufita, guru muda yang turut menjadi saksi hidup dari tragedi ini.
Duka yang Tak Hanya Milik Keluarga
Duka mendalam menyelimuti dunia pendidikan dan masyarakat Magelang. Para korban dikenal sebagai guru muda yang berdedikasi. Kehilangan mereka meninggalkan luka yang dalam, tak hanya untuk keluarga, tetapi juga murid-murid mereka yang menunggu di kelas, tak tahu bahwa guru tercinta tak akan pernah kembali.
Status WhatsApp sederhana itu kini viral—“Ekspresi ketika diajak keluar sekolah sebentar 😁.”—menjadi penanda terakhir, seolah pamit dalam diam. []