Festival Jogokariyan: Merajut Kerukunan Lewat Irama Budaya Kampung Yogyakarta

  • Whatsapp
Merti Kampung Jogokariyan
Suasana event Merti Kampung Jogokariyan Yogayakarta. (Pemkot Jogja)

BacaJogja – Minggu pagi itu, Jalan Jogokariyan tak lagi hanya deretan rumah dan toko. Dentuman gamelan, gelak tawa anak-anak, dan aroma jajanan tradisional menyatu dalam satu harmoni: Merti Kampung Jogokariyan 2025.

Kampung Jogokariyan, yang dikenal luas karena geliat Masjid Jogokariyan sebagai magnet wisata religi, kembali membuktikan dirinya sebagai kampung yang hidup dalam semangat gotong royong dan pelestarian budaya. Melalui gelaran tahunan bertajuk Merti Kampung atau Festival Jogokariyan, warga dari berbagai usia berkumpul, menyumbang tenaga, kreativitas, dan semangat kebersamaan.

Read More

“Merti Kampung ini bukan hanya soal hiburan, tapi bentuk nyata menjaga budaya dan meningkatkan produktivitas warga,” ujar Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, saat membuka acara pada Minggu (11/5/2025).

Baca Juga: Heboh! Ular Besar Masuk Rumah Warga Jogja, Damkar Sudah Mencari tapi Masih Nihil

Ia menekankan pentingnya festival semacam ini dilakukan secara berkelanjutan. “Kalau budaya dijaga, ekonomi juga ikut bergerak. Apalagi dengan Masjid Jogokariyan sebagai ikon wisata religi, festival ini memperkuat daya tarik Jogokariyan di mata wisatawan,” tambahnya.

Warna-warni pentas seni menghidupkan suasana. Dari anak-anak hingga orang tua, semua larut dalam pertunjukan. Tak sekadar menonton, mereka menjadi bagian dari panggung itu sendiri. Agus Trianto, Ketua Panitia sekaligus anggota Komisi A DPRD Kota Yogyakarta, menyampaikan bahwa festival ini menjadi ruang bertumbuh bersama bagi seluruh warga.

Baca Juga: Tragedi Guru SDIT Mendut Magelang di  Purworejo: Ucapan Tak Pantas Warganet Picu Amarah Publik

“Ini adalah bentuk cinta kami pada budaya dan agama. Kita tanamkan sejak dini, terutama kepada anak-anak, bahwa gotong royong dan pelestarian nilai luhur adalah warisan yang harus terus dijaga,” katanya.

Tak hanya tokoh, warga pun menyambut penuh antusias. Arif, salah satu peserta yang berdandan sebagai karakter Kurawa, mengaku festival ini sangat dinanti. “Seneng banget, rasanya seperti punya hajat besar bareng kampung. Anak-anak juga senang, bisa tampil nunjukin bakat seni mereka,” ucapnya sambil tersenyum.

Festival Jogokariyan bukan sekadar pesta jalanan. Ia adalah wajah kampung yang menyapa, mengajak bersatu, dan merayakan hidup dalam semangat kebersamaan. Di tengah gemuruh kota, Jogokariyan menunjukkan, bahwa harmoni bisa lahir dari gotong royong, dari semangat menjaga yang lama, untuk masa depan yang lebih bersinar. []

Related posts