Tragedi Guru SDIT Mendut Magelang di  Purworejo: Ucapan Tak Pantas Warganet Picu Amarah Publik

  • Whatsapp
komentar tak pantas
Komentar tak berempati yang memicu amarah publik. (Istimewa)

BacaJogja – Dunia pendidikan Indonesia tengah berduka. Sebanyak 11 guru dari SD IT Mendut, Magelang, meninggal dunia dalam kecelakaan tragis di Purworejo, Rabu (7/5/2025) siang. Peristiwa memilukan ini mengguncang masyarakat dan menjadi sorotan luas, baik di media massa maupun media sosial. Ucapan duka dan doa mengalir dari berbagai pihak.

Namun, di tengah suasana berkabung, sebuah komentar tak pantas dari seorang warganet bernama Herry Poernomo Hadiwidjojo menyulut kemarahan publik. Dalam unggahan grup Facebook “Info 4 Kota (Magelang, Borobudur, Muntilan, Jogjakarta)”, Herry menulis:

Read More

“Sukurin, duit dana boss kanggo sangu ……. Nyewo bandoso”

Baca Juga: Daftar Identitas 11 Korban Meninggal dan 6 Luka dalam Kecelakaan Maut di Purworejo

Komentar tersebut dinilai sangat tidak berempati dan menuai kecaman luas dari netizen. Salah satu tanggapan datang dari Prabu Pance Pradipta:

“Niku para korban guru hafiz iho pak, sebagian besar hapal qur’an juga … Sampeyan punya masalah apa mas kok iso2 ne ngendikan koyo ngoten…nyuwun nomer kontak e njenengan mas.”

Banyak netizen lainnya juga memburu identitas Herry, menyayangkan sikapnya yang tidak memiliki adab dalam menyikapi tragedi kemanusiaan.

“Ayo cari sampai ketemu dapuré Herry Poernomo. Wong kok ndak punya adab. Wong kena musibah kok komennya waton mangap,” tulis seorang warganet.

Tak lama setelah menjadi sasaran amarah publik, Herry memberikan klarifikasi. Ia mengaku komentarnya ditulis oleh cucunya secara tidak sengaja saat ponsel sedang diisi daya. Berikut pernyataannya:

“Saya atas nama pribadi, meminta maaf atas postingan komentar yg ditulis secara tidak sadar oleh cucu saya ketika hp saya dicharge. Kepada keluarga korban saya minta maaf yang sebesar-besarnya. Semoga seluruh korban husnul khotimah dan keluarga diberi kesabaran serta ketabahan.”

Baca Juga: Bocah Terseret Arus di Bantul Ditemukan Meninggal 1,1 Km dari Lokasi Kejadian

Sayangnya, klarifikasi ini justru dianggap mengada-ada oleh banyak warganet. Mereka menuntut agar Herry meminta maaf langsung kepada keluarga korban, bukan hanya melalui tulisan.

“Sebaiknya jenengan klarifikasi datang ke rumah duka korban satu-satu, mas, dan meminta maaf ke keluarga. Jangan lewat tulisan kata-kata seperti itu. Biar lebih sopan,” saran seorang warganet.

Investigasi netizen mengungkap fakta mengejutkan: akun Herry Poernomo ternyata menggunakan foto dan identitas palsu. Alamat yang tercantum pun tidak benar adanya. Ia bahkan diketahui melarikan diri setelah insiden ini mencuat.

“Cuma sekadar meluruskan. Ybs bukan yang difoto tersebut. Dia ambil foto-foto orang lain untuk profil dan sebagainya. Sudah ditemukan lokasinya, warga Ngipik, Temanggung, tetapi ybs melarikan diri,” ungkap warganet lainnya.

Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa etika bermedia sosial harus dijaga, terlebih saat menyangkut tragedi kemanusiaan. Ucapan tidak pantas di ruang publik bisa berbuntut panjang dan menimbulkan luka baru bagi yang sedang berduka. []

Related posts