Muslimat NU dan DP3AP2KB Bantul Bersinergi Lindungi Perempuan dan Anak Lewat Edukasi Pesantren

  • Whatsapp
PC Muslimat NU Bantul
PC Muslimat NU Bantul DP3AP2KB menggelar sosialisasi bertema “Penanggulangan Kekerasan pada Perempuan dan Anak serta Kesehatan Reproduksi” (ist)

BacaJogja – Komitmen untuk menciptakan lingkungan yang aman dan berdaya bagi perempuan dan anak terus digencarkan di Kabupaten Bantul. Pada Rabu, 28 Mei 2025, PC Muslimat NU Bantul bekerja sama dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) menggelar sosialisasi bertema “Penanggulangan Kekerasan pada Perempuan dan Anak serta Kesehatan Reproduksi” di Kantor PC Muslimat NU, Kowang, Jetis.

Acara ini menyasar aktivis perempuan Nahdlatul Ulama dan kalangan pesantren, dengan tujuan memperkuat peran komunitas dalam pencegahan kekerasan dan peningkatan kesadaran akan pentingnya kesehatan reproduksi.

Read More

Ketua PC Muslimat NU Bantul, drg. Siti Roihanah Munawaroh, M.Ph, menyampaikan apresiasinya atas kolaborasi lintas lembaga ini. Ia menekankan bahwa edukasi tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah, tetapi perlu melibatkan kekuatan masyarakat sipil, termasuk lembaga keagamaan.

Baca Juga: Libur Panjang Kenaikan Isa, Jadwal Commuter Yogyakarta–Palur Jadi 31 Perjalanan per Hari

“Kami berharap kegiatan ini tidak hanya menambah wawasan, tetapi juga memperkuat peran lembaga perempuan dalam jaringan Nahdliyin untuk aktif mencegah kekerasan dan menjaga kesehatan perempuan sejak dini,” ujar drg. Siti Roihanah.

Senada dengan itu, Kasi Pembinaan Kelembagaan Bidang Keluarga Berencana DP3AP2KB Bantul, Lilis Wijayanti, S.Sos., MM, menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah daerah dan organisasi perempuan.

“Bersama Muslimat NU, kami yakin upaya untuk menjadikan Bantul sebagai Kabupaten Layak Anak akan semakin kuat. Sinergi semacam ini memberi dampak langsung kepada masyarakat, terutama di lingkungan pesantren,” katanya.

Sesi sosialisasi menghadirkan narasumber dari berbagai bidang. Psikolog Retno Palupi Agustini, M.Psi, mengangkat pentingnya peran keluarga dan lembaga pendidikan dalam mencegah kekerasan terhadap perempuan dan anak.

Baca Juga: Jadwal Libur Mei 2025: Long Weekend 29 Mei–1 Juni, Daftar Tanggal Merah dan Cuti Bersama

“Pendidikan nilai dan empati sejak dini sangat penting. Pesantren punya peran strategis dalam membentuk generasi yang menghargai perempuan dan kelompok rentan lainnya,” jelas Retno.

Selain itu, Bidan Sumaryati, S.ST., Keb., S.Pd, membahas edukasi kesehatan reproduksi, termasuk pelatihan praktis simulasi SADARI (Periksa Payudara Sendiri) untuk deteksi dini kanker payudara.

Diskusi berlangsung aktif dan antusias. Para peserta yang terdiri dari anggota Muslimat NU, pengasuh pesantren, guru, dan santri tampak aktif berdiskusi dan berbagi pengalaman.

Kegiatan ini menjadi bukti bahwa kolaborasi antara pemerintah dan organisasi masyarakat seperti Muslimat NU mampu memperkuat pondasi sosial dalam upaya perlindungan perempuan dan anak serta edukasi kesehatan reproduksi di lingkungan pesantren—sebuah ruang yang tidak hanya mendidik secara spiritual, tetapi juga membentuk kesadaran sosial yang kuat. (Markaban Anwar)

Related posts