Banjir Air Mata di Balik Tembok Penjara Lapas Wirogunan Yogyakarta

  • Whatsapp
manasik haji
Suasana manasik haji di LP Wirogunan Yogyakarta. (Ist)

BacaJogja – Siapa pun, ketika diajak membayangkan indahnya berhaji di Tanah Suci, membaca talbiyah, memanjatkan doa, dan merenungi perjalanan hidup, niscaya akan menangis haru dan terenyuh. Suasana khusyuk seolah-olah sedang berhaji di Tanah Suci dan berurai air mata dialami oleh 316 “Santri Wiroguno” Lapas Kelas IIA Wirogunan Yogyakarta, Selasa (3/6) kemarin.

Mereka mengikuti kegiatan manasik haji yang diselenggarakan oleh Takmir Masjid Al-Fajar dan Latifa Haramain, dengan pembimbing utama Dr. dr. H. Sagiran, Sp.B (K)L., M.Kes.

Read More

Dimulai dengan khutbah layaknya wukuf di Arafah, dr. Sagiran mengajak para warga binaan untuk selalu melakukan introspeksi diri atas perjalanan hidup mereka. “Siapa pun kita, pasti punya sejarah. Jadikan itu sebagai catatan agar ke depan yang ada adalah kebaikan,” ujarnya.

Baca Juga: Menyusuri Kotabaru: Oase Sejarah, Kopi, dan Kenyamanan Pejalan Kaki di Jantung Yogyakarta

Ia juga menyampaikan akan mengajak para santri menjadi penghafal Al-Qur’an dengan metode Rukhama, sehingga mereka bisa khatam dan hafal 30 juz dalam waktu singkat.

Sebelumnya, Marjiyanto, Kepala Lapas Kelas IIA Wirogunan Yogyakarta, menyampaikan terima kasih kepada tim biro umrah Latifa Haramain yang bersedia menyelenggarakan kegiatan manasik haji dan umrah. “Semoga selepas dari Wirogunan, kita tetap bersaudara dan bisa ke Tanah Suci,” harap Kalapas yang dikenal lihai dalam melukis ini.

Ia juga berharap, momentum suasana haji akhir-akhir ini dapat membuat kita semua lebih merenungi peristiwa dan perjuangan Nabi Ibrahim.

Sementara itu, dalam doa bersama yang dipimpin oleh dr. Sagiran, seluruh peserta manasik tak kuasa menahan tangis. Terlebih ketika dilanjutkan dengan pembacaan talbiyah, prosesi lempar jumrah, thawaf, dan sa’i.

Baca Juga: Jadwal Lengkap Parade dan Festival Takbir Iduladha 2025 di Yogyakarta

Seorang warga binaan, sebut saja HN, mengaku pernah menunaikan umrah dan sangat tersentuh ketika diingatkan kembali akan eksistensi diri dan proses metamorfosis kehidupan. “Semoga kami semua bermetamorfosis menjadi lebih baik. Kalau hari ini kami semua menangis, semoga itu menjadi penanda bahwa kami semua ingin bertobat, menuju kebenaran, kebaikan, dan kelak mengakhiri hidup dengan husnul khatimah,” ujar HN.

Setelah kegiatan manasik haji dan umrah selesai, banyak warga binaan yang mengajukan pertanyaan kepada tim Latifa Haramain. Bahkan beberapa warga binaan yang masa hukumannya akan segera berakhir menyampaikan niat untuk menyempurnakan ibadah dan rasa syukur mereka dengan berumrah.

“Alhamdulillah, banyak yang tanya bagaimana cara mendaftar umrah, bahkan beberapa langsung mendaftar untuk bisa berangkat umrah dalam waktu dekat,” ujar Anfalia, SM, Manajer Latifa Haramain. []

Related posts