BacaJogja – Dini hari yang sunyi di Kalasan berubah menjadi mimpi buruk bagi Anggy Darmiansyah (41), seorang pengemudi ojek online (ojol). Pada Selasa, 3 Juni 2025 pukul 03.30 WIB, ia menerima pesanan dari seorang penumpang yang mengaku membutuhkan tumpangan menuju Purwomartani.
Namun, perjalanan itu berakhir tragis. Anggy menjadi korban kebrutalan begal yang merenggut nyawanya saat tengah menjemput rezeki untuk keluarganya.
Kabar duka ini menyentak komunitas driver ojol di Yogyakarta. Tak hanya kehilangan rekan, mereka juga merasa kehilangan rasa aman. Kekerasan yang menimpa Anggy bukan hanya serangan terhadap satu individu, tetapi juga ancaman terhadap seluruh profesi ojek online—pekerjaan yang setiap hari bergelut dengan risiko di jalanan.
Baca Juga: Panduan Lengkap Trans Jogja Juni 2025: Rute, Jadwal, dan Tarif Terbaru
Menanggapi tragedi ini, komunitas ojek online se-Yogyakarta tak tinggal diam. Seruan perlawanan dan solidaritas menggema dari berbagai penjuru. Sebuah aksi damai bertajuk “Ojol Yogyakarta Melawan Begal/Klithih” akan digelar pada:
📍 Lapangan Raden Ronggo, Kalasan
📅 Selasa, 17 Juni 2025
🕘 Pukul 09.00 WIB
“Aksi ini bukan sekadar berkumpul, tapi bentuk nyata perlawanan terhadap kriminalitas jalanan yang sudah terlalu sering memakan korban,” tulis Agustinus, sambil membagikan poster ajakan aksi, Sabtu, 14 Juni 2025.
Dalam pernyataannya, mereka mengajak seluruh pengemudi ojol untuk hadir dan menunjukkan solidaritas. “Bayangkan jika musibah seperti ini menimpa Anda atau keluarga Anda. Apakah kita akan diam saja?” seru perwakilan komunitas. Menurut mereka, profesi driver ojol kini tengah menghadapi tantangan besar: bukan hanya cuaca atau lalu lintas, tapi juga ancaman nyata dari begal dan pelaku kriminalitas jalanan lainnya.
Baca Juga: Dimas Diajeng Yogyakarta Tak Cukup Tampil Menawan, Harus Jadi Duta Budaya yang Hidup
Aksi ini menuntut hukuman seberat-beratnya bagi pelaku pembunuhan Anggy, sekaligus mendesak pihak berwenang untuk lebih serius dalam memberikan perlindungan bagi pekerja transportasi daring.
Lebih dari sekadar bentuk dukungan, aksi ini menjadi momen untuk menyatukan suara—bahwa para pengemudi ojol tak akan tinggal diam. Mereka siap bergerak, berdiri bersama, dan berteriak lantang bahwa jalanan bukan tempat bagi teror dan kekerasan.
“Datang – Dukung – Menang” bukan sekadar slogan, tapi tekad untuk menciptakan jalanan yang aman bagi semua.
Sebelumnya diberitakan, pengemudi ojol, Anggy Darmiansyah (42), menjadi korban pembegalan yang berujung maut di kawasan Purwomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta. Polisi berhasil menangkap pelaku berinisial BPU (27), yang juga warga Kalasan.
Baca Juga: Yogyakarta Punya Mahakarya Baru! Jembatan Pandansimo 1,9 KM Angkat Wisata Bantul dan Kulon Progo
Kepada penyidik, pelaku mengaku nekat melakukan aksi brutal tersebut karena terjerat utang pinjaman online. “Motif pelaku karena terlilit utang pinjaman online,” ungkap Kapolsek Kalasan AKP Mujiyanto dalam rilis kasus di Polresta Sleman, Jumat (13/6/2025).
Kejadian tragis ini terjadi pada Selasa dini hari (3/6), sekitar pukul 03.30 WIB. Saat itu korban menerima pesanan dari titik penjemputan di Proliman, Kalasan, dan diminta mengantar ke daerah Purwomartani. Pelaku sengaja mengarahkan perjalanan melalui jalur sepi di Jalan Tawang, Tamanmartani.
Di lokasi itulah, pelaku menyekap korban dari belakang dan menikam perutnya dengan pisau dapur. Meski korban sempat melawan, pelaku terus menyerang bahkan menggunakan pisau cutter yang disiapkan dari rumah. Setelah berhasil merampas ponsel korban, pelaku melarikan diri, meninggalkan Anggy dalam kondisi luka parah. []