Duka Keraton Yogyakarta: KRT Jayaningrat Berpulang, Dimakamkan di Hastorenggo Kotagede

  • Whatsapp
KRT Jayaningrat
KRT Jayaningrat (Kraton Jogja)

BacaJogja — Kabar duka datang dari lingkungan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Jayaningrat atau RM. Sumyandarto bin GBPH H. Joyokusumo, wafat dalam usia 38 tahun pada Senin, 16 Juni 2025. Almarhum merupakan Penghageng II Kawedanan Sri Wandawa, salah satu unsur penting dalam struktur adat Keraton Yogyakarta.

Kabar kepergian almarhum sontak mengguncang keluarga besar Kraton serta para abdi dalem yang mengenal beliau sebagai pribadi yang bersahaja dan penuh dedikasi dalam tugas kebudayaan.

Read More

Jenazah almarhum disemayamkan di Ndalem Joyokusuman, Jalan Rotowijayan No. 5, Kraton, Yogyakarta. Rencananya, jenazah akan dishalatkan di Masjid KD. Suronoto/Rotowijayan setelah Salat Zuhur pada Selasa, 17 Juni 2025 pukul 12.30 WIB, kemudian diberangkatkan ke Makam Hastorenggo, Kotagede untuk dimakamkan.

Baca Juga: Baru 13 Hari Menjabat, Kepala SMP Muhammadiyah Al Mujahidin Gunungkidul Ditemukan Meninggal di Pantai Ngungap

Almarhum meninggalkan seorang istri, R. Ay. Amalia Soraya Jayaningrat, dan seorang putri, R. Aj. Nindhya Mustika Jayaningrat. Selain itu, beliau juga meninggalkan ibunda tercinta, B. R. Ay. Hj. Joyokusumo, serta saudara-saudara tercinta: KRT Jayaningrum, Jerry Santosa, KRT Jayaningtyas, dan Aryo Baskoro K.

Segenap Pengurus Takmir Kagungan Ndalem Masjid Gedhe Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat menyampaikan duka cita yang mendalam atas wafatnya almarhum. Semoga amal ibadah almarhum diterima di sisi Allah SWT, diampuni segala khilafnya, serta keluarga yang ditinggalkan senantiasa diberi ketabahan dan keikhlasan.

“Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Mugi-mugi sedaya amal kesaenanipun almarhum tinampi dening Gusti Allah lan dhateng kaluwarga dipun paringi kesabaran. Aamiin.”

Baca Juga: Tragedi di Banguntapan Bantul: Pria Asal Kotagede Ditemukan Meninggal di Kos

Tokoh Agama dan Budaya Keraton

KRT Jayaningrat adalah putra dari almarhum GBPH Joyokusumo, adik dari Sri Sultan Hamengku Buwono X. Semasa hidup, beliau dikenal sebagai tokoh spiritual dan budaya yang menjembatani antara tradisi Islam dan nilai-nilai Jawa dengan pendekatan yang modern dan toleran.

Sebagai Penghageng Kawedanan Hageng Pengulon, beliau memiliki tanggung jawab besar atas urusan keagamaan, masjid, makam, serta petilasan milik Keraton Yogyakarta. Di bawah kepemimpinannya, institusi keagamaan keraton menjadi rujukan penting dalam pelestarian nilai-nilai spiritual dan budaya di tengah masyarakat modern.

Tidak hanya aktif dalam urusan internal keraton, KRT Jayaningrat juga kerap tampil dalam berbagai kegiatan keagamaan luar, seperti upacara labuhan, dan menjadi garda terdepan dalam mempromosikan Islam berwawasan kebudayaan Jawa.

Baca Juga: Songsong Agung dan Binangun Kertoraharjo: Dua Batik Filosofis Khas Kulon Progo yang Sarat Makna

Kanjeng Raden Tumenggung, Gelar Penuh Makna

Gelar KRT yang disandang beliau merupakan kepanjangan dari Kanjeng Raden Tumenggung, gelar kebangsawanan yang diberikan kepada abdi dalem dengan tanggung jawab tinggi dalam struktur Keraton Yogyakarta. Gelar ini bukan sekadar simbol, melainkan cerminan dedikasi dan pengabdian terhadap budaya dan spiritualitas.

KRT Jayaningrat juga dikenal sebagai sosok yang membangun jembatan antara nilai-nilai lama dan kehidupan kekinian. Pandangannya yang terbuka menjadikan beliau tokoh penting dalam dialog kebudayaan dan keberagaman di Yogyakarta.

Kepergian KRT Jayaningrat menyisakan duka mendalam, tak hanya bagi keluarga besar keraton, tetapi juga masyarakat Yogyakarta yang mengenal beliau sebagai pemimpin spiritual yang rendah hati dan penuh dedikasi.

Meski telah berpulang, nilai-nilai yang beliau tanamkan akan terus hidup dalam denyut budaya dan kehidupan masyarakat Yogyakarta.

Selamat jalan, KRT Jayaningrat. Jasamu akan tetap abadi dalam jejak budaya dan spiritualitas tanah Mataram. []

Related posts