BacaJogja – Dunia pendidikan di Kabupaten Gunungkidul berduka. Kepala SMP Muhammadiyah Al Mujahidin, Jaka Prayitna, S.Pd.I., M.Pd, ditemukan meninggal dunia di kawasan Pantai Ngungap, Kapanewon Girisubo, Senin pagi (16/6/2025), setelah sempat dilaporkan hilang sejak Minggu (15/6).
Informasi mengenai hilangnya almarhum sempat menghebohkan warga dan komunitas pendidikan. Diketahui, almarhum meninggalkan rumah sejak Minggu pagi untuk pergi ke pantai, namun hingga malam hari tak kunjung kembali.
Seorang wali murid SMP Muhammadiyah Al Mujahidin yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan bahwa pada Senin pagi pihak sekolah mengumumkan bahwa kegiatan belajar mengajar diliburkan karena seluruh pihak sekolah fokus melakukan pencarian terhadap kepala sekolah mereka.
Baca Juga: Gerakan Sejuta Biopori: Pemkot Yogyakarta dan Bank Sampah DIY Kolaborasi Organikkan Jogja
Upaya pencarian dilakukan secara intensif oleh pihak keluarga, civitas akademika sekolah, serta Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Gunungkidul. Titik terang ditemukan pada Senin pagi sekitar pukul 06.00 WIB ketika tim pencari menemukan sepeda motor Honda PCX nopol AB 3306 DV milik almarhum terparkir di sekitar Pantai Ngungap Girisubo.
Tak berselang lama, jasad almarhum Jaka Prayitna ditemukan dalam kondisi tidak wajar. Informasi ini pun menguatkan dugaan bahwa peristiwa ini memerlukan penyelidikan lebih lanjut oleh pihak berwenang.
Belum ada pernyataan resmi dari pihak kepolisian mengenai kejadian ini. Namun Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Gunungkidul sudah mengonfirmasikan adanya kabar duka ini.
Baca Juga: Tragedi di Banguntapan Bantul: Pria Asal Kotagede Ditemukan Meninggal di Kos
PDM Gunungkidul melalui unggahan resmi turut menyampaikan duka cita yang mendalam atas wafatnya sosok pendidik yang dikenal berdedikasi dan berakhlak mulia tersebut.
“Semoga almarhum husnul khatimah. Semua amal ibadah diterima di sisi Allah SWT, dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan serta keikhlasan,” demikian tertulis dalam unggahan resmi PDM Gunungkidul.
Kabar kepergian Jaka Prayitna menjadi duka mendalam, tidak hanya bagi keluarga besar Muhammadiyah, tetapi juga bagi masyarakat luas yang mengenalnya sebagai tokoh pendidikan yang penuh integritas. []