Mahasiswi Difabel UNY Teliti Pembelajaran Seni Rupa bagi Siswa Berkebutuhan Khusus

  • Whatsapp
Sari bersama siswa tunarungu di magelang
Sari bersama siswa tunarungu di SLB Ma’arif Muntilan Magelang. (Foto: UNY)

BacaJogja – Onten Purbasari, penyandang disabilitas yang merupakan mahasiswi Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) melakukan penelitian hasil pembelajaran seni rupa di SLB Ma’arif Muntilan bagi siswa berkebutuhan khusus.

Dari hasik penelitiannya, pembelajaran seni rupa di SLB Ma’arif Muntilan bagi siswa berkebutuhan khusus oleh guru mata pelajaran seni rupa telah cukup baik. Terlihat dari segi bentuk, teknik, dan pewarnaan siswa tunarungu berupa tarikan garis yang lancar, perspektif telah terlihat, pewarnaan yang rapi dan sesuai dengan tema objek sendirinya, serta bentuk karya seni rupa yang dibuat oleh siswa tampak sesuai dengan tema yang diberikan guru.

Read More

Adapun perubahan yang nampak dari hasil pembelajaran yang terjadi pada siswa tunarungu adalah kepercayaan diri, mampu beradaptasi dengan baik, mandiri, meningkatkan kesadaran dalam mengikuti kegiatan pembelajaran seni rupa, dan memahami kemampuan yang ada di dalam dirinya.

Baca Juga: Info Layanan SIM Bagi Penyandang Disabilitas di Gunungkidul

Penelitian berjudul ‘Pembelajaran Seni Rupa dan Karakteristik Karya Seni Rupa Siswa Tunarungu di SLB Ma’arif Muntilan’ ini membawa Onten Purbasari menyelesaikan studinya di program studi Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa Seni dan Budaya UNY. Sari adalah seorang gadis penyandang disabilitas tunarungu dan mendapatkan beasiswa difabel dari UNY.

Anak pertama pasangan Edi Ahmad Umar dan (alm) Sri Khasanah itu mendapatkan IPK 3,58 namun belum termasuk nilai skripsinya karena masih menunggu revisi dan penilaian dari dosen. Warga Gamol Paremono Mungkid Magelang tersebut berharap ke depannya menjadi orang yang bermanfaat bagi masyarakat terutama bagi penyandang tunarungu, sekaligus mendapat pekerjaan yang sesuai ilmunya.

Baca Juga: GKR Hemas: Penyandang Disabilitas Masih Sering Dapat Perlakuan Diskriminatif

Mengenai penelitian yang dilakukan, Sari mengatakan, ada keunikan pembelajaran seni rupa di SLB Ma’arif Muntilan yakni pada proses bimbingan, guru menggunakan beberapa bentuk bimbingan terhadap siswa tunanetra ketika mengikuti pembelajaran seni rupa seperti mengajarkan cara menggambar menggunakan metode manual, metode oral, metode mencontoh, dan metode ekspresi bebas dapat membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami instruksi.

“Pelaksanaan pembelajaran seni rupa meliputi kegiatan pembukaan kemudian kegiatan inti meliputi mengamati, bertanya, komunikasi dan kegiatan penutup dengan pengumpulan karya, penilaian, dan salam. Tetapi guru dalam pembelajaran belum menyusun RPP dan kurikulum, karena lebih memperhatikan keadaan siswa tunarungu,” kata Sari, panggilan akrabnya, Jumat, 16 Juni 2023.

Baca Juga: Tukang Kredit Keliling di Magelang Tega Rudapaksa Penyandang Disabilitas

Gadis kelahiran Magelang, 13 Maret 2000 itu menjelaskan, SLB Ma’arif Muntilan dalam sistem pembelajarannya tidak hanya membekali siswa berkebutuhan khusus dengan mata pelajaran saja namun juga membekali siswa dengan keterampilan sebagai pengembangan kepribadian sekaligus pola pikir, sebagai sarana pengembangan bakat, mandiri, dan minat siswa tersebut.

Salah satunya pembelajaran seni dan keterampilan yang ada di SLB Ma’arif Muntilan yaitu pembelajaran seni rupa. Seni rupa berfungsi untuk media ekspresi pada anak berkebutuhan khusus. Melalui seni rupa ini anak dapat menuangkan seluruh imajinasi, ide, dan perasaan yang ada dalam dirinya. “Pembelajaran seni rupa di SLB Ma’arif Muntilan bukan untuk pembelajaran wajib diikuti oleh siswa, tetapi merupakan pelajaran esktrakurikuler,” jelasnya.

Baca Juga: Vaksinasi Ribuan Penyandang Disabilitas dan Pendamping Digelar di Bantul

Guru mata pelajaran seni rupa SLB Ma’arif Muntilan M. Arief Kurniawan, mengatakan, tema pembelajaran menggambar antara lain lingkungan, pemandangan, kaligrafi, bangunan dan pohon, hewan. Berdasarkan pengamatan pada saat pembelajaran seni rupa membutuhkan kesabaran yang tinggi karena dalam membuat karya seni rupa mereka menghabiskan banyak waktu untuk menggambar dan mewarnai sesuai dengan kemampuan masing- masingnya.

“Guru membutuhkan kesabaran saat mengajar di kelas, karena tidak dapat memaksakan siswa untuk menyelesaikan karya seni rupa dengan tepat waktu” kata M. Arief Kurniawan.

Selain itu, pembelajaran seni rupa di SLB Ma’arif Muntilan dapat membantu perkembangan motorik halus, misalnya mengendalikan gerakan tangan dengan melalui mata sendiri bagi anak tunarungu. Setiap karya seni rupa yang dihasilkan juga akan memiliki keunikan tersendiri.

Baca Juga: Pedestrian Ngabean hingga Titik Nol Kilometer Yogyakarta Ramah Disabilitas

Selama kegiatan di dalam kelas, siswa tunarungu tanpa membentuk kelompok dan saling berkomunikasi di dalam kelas layaknya seperti anak umum berbincang-bincang di dalam kelas.

Kepala Sekolah SLB Ma’arif Muntilan, Zuni, S.Pd mengatakan sekolahnya sangat membutuhkan alumni jurusan Pendidikan Luar Biasa agar bisa menyesuaikan dengan kondisi siswa. “Bila beda jurusan kan kasihan belum tahu cara penanganannya apalagi masih baru belajar. Kendala kekurangan guru disebabkan oleh kurangnya tenaga pendidik yang diterima, maka akibatnya guru harus rombel beberapa kelas tersebut,” papar Zuni.

Karena terkendala guru yang harus menyusun RPP, kurikulum dan membuat laporan pada pemerintah. Oleh karenanya sekolah membutuhkan guru baru karena siswa disini banyak sekali. []

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *