BacaJogja – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) DIY meluncurkan sekolah lansia Bina Keluarga Lansia (BKL) “Melati Cangkring” di Padukuhan Cangkring, Kalurahan Banyurejo, Kapanewon Tempel, Jumat, 3 Mei 2024.
Kepala Perwakilan BKKBN DIY, Andi Ritamariani menerangkan jumlah lansia di DIY cukup tinggi, yakni 16,4 persen. Angka ini akan terus bertambah lagi. Untuk itu, kegiatan Sekolah Lansia ini dimaksudkan agar lansia bisa tetap sehat dan produktif.
Baca Juga: Angka Harapan Hidup Naik, Pemda DIY Salurkan Bansos Pangan kepada 8.000 Lansia tiap Bulan
Di antara kegiatan yang ada di Sekolah Lansia ini yaitu penguatan tujuh dimensi lansia, yakni dimensi spiritual, intelektual, fisik, emosional, sosial kemasyarakatan, profesional vokasional, dan lingkungan.
Menurut dia, sekolah lansia ini dilaksanakan dalam tiga jenjang, yaitu standar 1, 2, dan 3. Pada setiap standar para lansia akan mendapatkan materi yang berbeda-beda. “Di Daerah Istimewa Yogyakarta sudah terbentuk delapan sekolah lansia. Dan insyaallah untuk Kabupaten Sleman akan menambah enam sekolah lansia,” kata Andi.
Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo secara simbolis meluncurkan program sekolah lansia ini. Dia mengapresiasi serta mendukung penuh program yang diinisiasi oleh BKKBN DIY.
Baca Juga: Angka Lansia di Yogyakarta Tertinggi Nasional, Namun Tetap Berkarya
Dia berharap kegiatan ini dapat memberdayakan sekaligus memberikan edukasi terhadap lansia yang ada di Kabupaten Sleman. Terlebih, angka harapan hidup di Kabupaten Sleman cukup tinggi yakni 76 tahun.
Kustini mengungkapkan, sebenarnya program seperti ini di Sleman sudah dilakukan di hampir padukuhan, melalui program Desa Inovatif dan Desa Unggulan. “Hanya beda istilah saja. Ini upaya kita bagaimana angka harapan hidup di Sleman itu tinggi, dan sekaligus sejahtera,” jelasnya. []
