BacaJogja – Dari kaos ikonik oleh-oleh khas Jogja hingga fashion statement masa kini, Dagadu terus menapaki jejak evolusinya. Pada 25 April 2025, brand kebanggaan Yogyakarta ini resmi meluncurkan koleksi terbaru bertajuk Crafted with Stories – Merangkai Jejak Menjahit Makna di Benteng Vredeburg.
Tak sekadar pamer busana, peluncuran ini menjadi momen penting dalam perjalanan Dagadu yang kini tampil lebih berani, inklusif, dan relevan bagi generasi muda.
Bersama grup musik Shaggydog, Dagadu membagikan kisah kolaboratif yang mengangkat nilai budaya dalam kemasan kreatif. Melalui acara bertema Fashion Trunk, Dagadu memperkenalkan desain-desain terbaru yang merefleksikan keresahan dan harapan anak muda masa kini—dari isu perumahan, lingkungan, hingga nostalgia era digital awal.
Baca Juga: YKC10K Yogyakarta 2025: Ini Rute dan Estimasi Waktu Pelari Melintas, Warga Dimohon Lewat Jalan Lain
“Kami ingin menjadikan Dagadu bukan sekadar oleh-oleh, tapi fashion yang punya suara, punya cerita. Sesuatu yang bisa dipakai sehari-hari sekaligus mewakili identitas,” ujar Mia Argianti, CEO Dagadu.
Narasi Penuh Makna dari Koleksi Baru
Koleksi terbaru ini terbagi dalam tiga kategori: Dagadu Special Collection, Jogja Series, dan Teen Series. Salah satu desain yang mencuri perhatian adalah narasi “KPR” yang menggambarkan betapa sulitnya generasi muda memiliki rumah di tengah krisis lahan dan rusaknya habitat alam.
Tak hanya itu, koleksi seperti Plastic Toxic, Serakah Punah, Home, dan Tamagotchi mengusung pesan sosial dengan pendekatan desain yang jenaka, kritis, dan dekat dengan keseharian.
“Dengan koleksi ini, kami ingin bicara jujur tentang apa yang sedang generasi muda rasakan. Desain kami bukan sekadar estetika, tapi juga bentuk pernyataan sikap,” tambah Mia.
Baca Juga: Jogja Volkswagen Festival 2025: Hadirkan Perpaduan VW Klasik dan Mobil Listrik di GIK UGM
Kolaborasi Musik dan Fashion: Dagadu x Shaggydog
Peluncuran ini juga menjadi panggung bagi kolaborasi Dagadu dan band Shaggydog dalam proyek “Manunggaling Dagadu lan Shaggydog”. Hasilnya adalah 11 desain eksklusif yang memadukan energi musik dengan kekayaan budaya urban khas Yogyakarta.
“Kami dan Dagadu tumbuh di kota yang sama, punya semangat yang sama. Kolaborasi ini adalah cara kami merayakan budaya lewat medium yang berbeda,” ungkap Heru Wahyono, vokalis Shaggydog.
Mengangkat Budaya Lewat Gaya dan Kolaborasi
Walikota Yogyakarta, dr. Hasto Wardoyo, turut mengapresiasi transformasi Dagadu sebagai simbol ekonomi kreatif yang inklusif dan inspiratif.
“Dagadu bukan sekadar merek, tapi bagian dari identitas kota ini. Kehadirannya membuka ruang luas bagi generasi muda untuk berkarya,” ujar Hasto.
Baca Juga: Perempuan Asal Bantul Dilaporkan Hilang, Ini Identitas dan Ciri-cirinya
Sebagai bagian dari komitmen terhadap pelestarian budaya, Dagadu juga berkolaborasi dengan Indonesia Heritage Agency (IHA) untuk menghadirkan koleksi merchandise yang terinspirasi dari institusi budaya seperti Museum Benteng Vredeburg, Song Terus, hingga Museum Nasional Indonesia.
Kepedulian Lingkungan dan Fashion Berkelanjutan
Dagadu tidak hanya bicara soal gaya, tapi juga dampak. Dengan menggunakan bahan berkualitas tinggi dan menggandeng pengrajin lokal, Dagadu menegaskan komitmennya terhadap keberlanjutan dalam industri fashion.
Selain talk show bersama CEO Dagadu dan Shaggydog, peluncuran ini juga menyuguhkan showcase “State Your DAGADU” yang memungkinkan pengunjung membuat desain cetak sesuai karakter mereka.
Kini, koleksi Dagadu bisa dibeli langsung melalui website resmi dagadu.co.id, mengajak siapa pun dari mana saja untuk ikut merangkai cerita mereka sendiri dalam setiap pakaian yang dikenakan.
Tentang Dagadu
Didirikan tahun 1994 oleh mahasiswa UGM, Dagadu dikenal lewat kaos-kaos khas Jogja yang penuh kritik sosial dan humor cerdas. Kini, Dagadu menjelma menjadi brand fashion lokal yang merangkul tren global tanpa kehilangan jati diri budayanya. []