Berjuang dari Keterbatasan, Dewi Agustiningsih Lulus Doktor Termuda dan Tercepat UGM

  • Whatsapp
Dewi Agustiningsih
Dewi Agustiningsih usai wisuda doktor UUGM Yogyakarta. (Istimewa)

BacaJogja – Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali mencetak prestasi membanggakan dalam wisuda pascasarjana yang digelar Rabu (23/4) lalu. Dari 1.455 mahasiswa yang diwisuda, nama Dr. Dewi Agustiningsih, S.Si. mencuri perhatian sebagai lulusan doktor tercepat dan termuda.

Dewi, lulusan Program Studi Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UGM, berhasil menyelesaikan studi doktoralnya hanya dalam waktu 2 tahun 6 bulan 13 hari—jauh lebih cepat dibanding rata-rata masa studi doktoral di UGM yang mencapai 4 tahun 7 bulan.

Read More

Tidak hanya itu, Dewi juga menjadi doktor termuda, menyelesaikan program S3 di usia 26 tahun 6 bulan, sedangkan rata-rata usia lulusan doktor UGM kali ini adalah 42 tahun 6 bulan 16 hari.

Baca Juga: Detik-detik Andong Lepas Kendali Tabrak Ojek Online di Yogyakarta, Korban Terpental

“Awalnya saya tidak menyangka bisa sampai di jenjang doktoral. Tapi setelah menyelesaikan S1, saya mendapatkan kesempatan mengikuti seleksi program PMDSU dan bersyukur diterima,” ujar Dewi saat ditemui di Kampus UGM, Jumat (25/4/2025).

Perjalanan dari Bidikmisi hingga PMDSU

Dewi memulai perjalanannya di UGM dengan beasiswa Bidikmisi pada 2016. Setelah lulus sarjana kimia pada 2020, ia melanjutkan pendidikan magister dan doktor melalui Program Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU), yang mempercepat lulusan sarjana unggul untuk langsung menempuh S2 dan S3.

Namun perjalanan itu tidak mudah. Saat kuliah S1, Dewi harus mengatur uang saku sebesar Rp600 ribu per bulan untuk kebutuhan kos, makan, dan kuliah. Tantangan keterbatasan ekonomi tersebut justru menguatkan tekadnya.

“Motivasi saya sederhana, saya hanya ingin membuktikan bahwa latar belakang ekonomi tidak membatasi impian seseorang,” tutur Dewi.

Baca Juga: Tanggal Merah: Pameran Seni Visual tentang Makna Hari Libur di Tempuran Space Yogyakarta

Riset Ramah Lingkungan

Dalam pendidikan doktoralnya, Dewi meneliti sintesis dan pengembangan material katalis berbasis material anorganik untuk aplikasi reaksi organik, seperti reaksi cross-coupling. Ia memodifikasi material berbasis silika dan titania dengan organosilan serta logam transisi guna meningkatkan aktivitas dan kestabilan katalis.

“Tujuannya adalah menghasilkan material yang bisa digunakan untuk sintesis senyawa-senyawa penting, namun dengan metode yang lebih ramah lingkungan dan efisien,” jelasnya.

Baca Juga: Viral! Motor Gendong Motor di Jalanan Jogja, Netizen: “Apa Sih yang Gak Bisa di Indonesia?”

Melanjutkan Kiprah sebagai Akademisi

Kini, Dewi telah bergabung sebagai dosen Program Studi Kimia di Institut Teknologi Bandung (ITB). Ia bertekad terus mengembangkan riset dalam bidang katalis dan kimia material, serta menjajaki kolaborasi lintas disiplin, seperti teknik lingkungan dan farmasi, untuk memperluas aplikasi hasil penelitiannya.

“Saya berharap bisa menjadi inspirasi bagi mahasiswa-mahasiswa dari latar belakang sederhana seperti saya, bahwa mimpi setinggi apapun bisa dicapai asal kita punya tekad dan semangat belajar yang kuat,” pungkasnya. []

Related posts