Hari Buku Nasional 2025: Yogyakarta Tegaskan Tekad Menuju World Book Capital

  • Whatsapp
Jogja Ibu kota buku
Talkshow Jogja menuju Ibu kota buku yang digelar di Akademi Bahagia EA, Sleman, (Istimewa)

BacaJogja – Dalam momen peringatan Hari Buku Nasional yang diperingati setiap tanggal 17 Mei, Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (Pemda DIY) mengumumkan tekad besar: menjadikan Yogyakarta sebagai Ibu Kota Buku Dunia (World Book Capital). Ambisi ini menggema dalam talkshow yang digelar di Akademi Bahagia EA, Sleman, Sabtu (17/5/2025), bertepatan dengan Hari Jadi Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) ke-75.

Langkah strategis pun mulai disusun. Aris Eko Nugroho, Paniradya Pati DIY, menegaskan bahwa Paniradya Kaistimewaan siap berperan sebagai perencana dan menunggu rancangan konkrit dari organisasi perangkat daerah (OPD) terkait.

Read More

“Paniradya Kaistimewaan sebagai perencana akan menunggu rancangan dari OPD terkait agar bisa membantu mewujudkan proses ini,” ujar Aris. Ia menambahkan, proses ini harus segera dimulai mengingat pengalaman panjang dalam memperjuangkan pengakuan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai warisan dunia yang memakan waktu hingga sepuluh tahun.

Baca Juga: Ikan-ikan yang Terlepas Saat Hujan: Nestapa Pemilik Kolam, Berkah Bagi Pemancing

Ketua IKAPI DIY, Wawan Arif Rahmat, menyebut mimpi besar ini bukan angan-angan belaka. Menurutnya, target menjadi World Book Capital bisa dicapai dalam kurun dua hingga lima tahun jika ada sinergi kuat antara pemerintah dan komunitas literasi.

“Kami berani memiliki mimpi ini karena yakin sinergi antara pemerintah dan pelaku literasi bisa berjalan beriringan,” tegas Wawan.

Ia juga menyinggung pentingnya dukungan penuh dari pemerintah daerah, agar tak bernasib serupa dengan inisiatif serupa di Bandung yang gagal karena kurangnya komitmen.

Baca Juga: Anom Si Gagah dari Bantul: Cerita Sapi Pilihan Presiden Prabowo di Iduladha 2025

Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah DIY, Kurniawan, S.Sos., M.Ec.Dev, menyatakan bahwa pihaknya telah menjalankan program inklusif yang membuka ruang bagi komunitas. Perpustakaan tidak hanya menjadi tempat membaca, tetapi juga pusat diskusi dan kolaborasi.

“Kami ingin Perpustakaan menjadi rumah bersama bagi siapa pun yang peduli terhadap literasi,” ujarnya.

Dukungan juga datang dari dunia akademik. Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Universitas Gadjah Mada, Dr. Arie Sudjito, menyambut baik inisiatif ini. Ia menekankan bahwa di tengah derasnya informasi digital, buku tetap memiliki peran strategis sebagai sumber pengetahuan yang mendalam.

“Buku memiliki kekuatan untuk melakukan detoksifikasi informasi dengan kedalaman pengetahuan yang diberikannya,” jelas Arie.

Baca Juga: Warga Jogja Diduga Jadi Korban Pemerasan Rental Mobil: Motor Dijadikan Jaminan, Harus Tebus Rp3,5 Juta

Jogja Book Fair yang rutin digelar menjadi salah satu langkah awal konkret dalam perjalanan panjang menuju pengakuan dunia. Yogyakarta tidak hanya menawarkan kekayaan budaya, tetapi juga energi kolektif dari komunitas yang peduli terhadap masa depan literasi bangsa.

Dengan komitmen pemerintah, semangat komunitas, dan dukungan akademisi, Yogyakarta bersiap mencatat sejarah baru: menjadi Ibu Kota Buku Dunia—ikon literasi global dari jantung kebudayaan Indonesia. (Markaban Anwar)

Related posts