BacaJogja – Seorang ibu bernama Yuli membagikan kisah pilu perjuangannya mencari keadilan untuk anaknya yang menjadi korban klitih di Bibis Raya Yogyakarta. Peristiwa itu terjadi sekitar tiga bulan lalu, ketika sang anak yang masih duduk di kelas 1 SMK berniat membeli bensin di sekitar SPBU Jalan Bibis Raya.
Namun, tanpa sebab yang jelas, ia tiba-tiba dikeroyok oleh empat orang tak dikenal. Para pelaku berteriak “klitih” sebelum melayangkan pukulan, tendangan, dan sikutan. Bahkan, korban sempat dimasukkan ke dalam mobil oleh kelompok tersebut.
“Anak saya pulang dalam kondisi wajah lebam, hidung cedera, mimisan, dan baju penuh darah,” tulis Yuli di forum media sosial Info Cegatan Jogja (ICJ) dikutip BacaJogja.
Baca Juga: Jejak Terakhir Wisnu: Sosok yang Dikenang Meski Disebut ODGJ di Semanu Gunungkidul
Usai kejadian itu, ia langsung membawa anaknya ke rumah sakit untuk mendapat perawatan medis. Keesokan harinya, Yuli melapor ke Polsek setempat. Namun, jawaban yang ia terima membuat hatinya hancur.
“Syukuri saja Bu anaknya selamat, besok jangan keluar malam lagi supaya tidak terulang,” kenang Yuli. Tidak puas, ia kemudian melapor ke Polres dengan harapan mendapat tindak lanjut.
Sayangnya, hingga tiga bulan berjalan, belum ada kepastian proses hukum. Pihak aparat disebut selalu berdalih menunggu hasil visum, padahal bukti visum, saksi, hingga rekaman CCTV sudah lengkap.
“Yang bikin hati saya makin sakit, saya masih sering melihat para pelaku di jalan, seakan tidak terjadi apa-apa,” ungkapnya.
Baca Juga: Pasca Kerusuhan, Polda DIY Kebut Perbaikan Fasilitas untuk Layanan Publik
Yuli menegaskan dirinya hanya seorang ibu yang ingin memperjuangkan keadilan untuk anaknya. Ia pun berharap ada pihak yang bisa membantunya memahami prosedur agar kasus ini segera diproses.
Kasus ini kembali menjadi sorotan publik di Yogyakarta, yang belakangan kerap diwarnai tindak kekerasan jalanan. Warga berharap aparat penegak hukum lebih tegas dalam menindak kasus-kasus klitih agar tidak terus meresahkan masyarakat. []






