Fakta dan Data Kasus Mutilasi di Kaliurang Sleman Yogyakarta

  • Whatsapp
pemakaman korban mutilasi sleman
Proses pemakaman korban mutilasi di Yogyakarta. (Foto: Istimewa)

BacaJogja – Kasus mutilasi terjadi di sebuah wisma yang berada di Jalan Kaliurang KM 18, Purwodadi, Pakem, Sleman, Yogyakarta. Korban diketahui bernama AI, 34 tahun, warga Panembahan, Kemantren Kraton, Kota Yogyakarta.

Korban ditemukan meninggal di kamar mandi wisma dalam kondisi termutilasi atau terpotong menjadi beberapa bagian. Sebelum ditemukan meninggal mengenaskan, korban mutilasi datang ke wisma bersama seorang pria.

Read More

Baca Juga: Kronologi Anak Aniaya Ayah Kandung hingga Meninggal di Cilacap

Kepala Dukuh Purwodadi Kamri menyatakan, pria tersebut awalnya datang ke wisma seorang diri mengendarai sepeda motor pada Sabtu, 18 Maret 2023. Tak berselang lama, pria itu sempat keluar dari wisma dan kembali ke wisma bersama korban. “Pria itu datang lagi ke wisama bersama seorang perempuan,” katanya, Senin, 20 Maret 202.

Dia mengatakan, pria tersebut sempat meninggalkan KTP ke penjaga wisma saat keluar menjemput korban. Saat keluar itu, ia sempat meminjam kunci kamar kepada penjaga. Pria tersebut juga melakukan perpanjangan sewa wisma hingga Minggu, 19 Maret 2023.

Baca Juga: Pelajar Penganiaya Pencuri Cabai hingga Meninggal di Sleman Terancam 7 Tahun Penjara

Pelaku Diduga Warga Temanggung

Namun saat Minggu dini hari, sepeda motor pria tersebut sudah tidak ada di sekitar kamar. Kecurigaan mulai muncul ketika sampai Minggu malam, tidak ada aktivitas apapun dari kamar tersebut.

Namun lampu kamar dalam kondisi menyala. Penjaga wisma yang curiga akhirnya berusaha masuk ke kamar dengan cara mencongkel jendela. “Tadi malam sekitar jam setengah 11 itu diketok. Terus dibuka congkel lewat jendela kecil di kamar mandi itu,” ujar Kamri.

Baca Juga: Kronologi Pencurian Cabai Berujung Penganiayaan hingga Meninggal di Sleman

Kamri mengatakan, saat ditemukan di kamar mandi, tubuh korban dalam kondisi terpotong menjadi beberapa bagian. Dia menghubungi pemilik wisma kemudian melaporkan kejadian itu ke Polsek Pakem.

Kamri menceritakan, pria tersebut diduga berinisial HP, warga Temanggung, Jawa Tengah. Data ini berdasarkan KTP yang ditinggalkan di wisma.

Direskrimum Polda DIY Kombes Pol Nuredy Irwansyah Putra mengatakan, kasus penemuan mayat dengan kondisi termutilasi sudah ditangani kepolisian. Polisi masih menunggu proses autopsi yang dilakukan pihak Rumah Sakit Bhayangkara Polda DIY. “Untuk lebih jelasnya nanti kami menunggu otopsi dari dokter nanti kami baru bisa rilis,” ungkapnya.

Baca Juga: Mengungkap Penemuan Mayat Bersimbah Darah di Kebun Salak Turi Sleman

Ayah korban, Heri Prasetyo mendapat kabar anaknya meninggal dunia pada pukul 02.00 WIB. Dia dihubungi pihak Polsek Kraton untuk segera datang ke Rumah Sakit Bhayangkara.

Heri mengaku sempat menghubungi karena A tak kunjung pulang. “Jumat masih ketemu, Sabtu pagi masih ketemu. Sabtu sore saya WA sudah tidak aktif,” katanya, Senin, 20 Maret 2023.

Dia menduga pelaku merupakan mantan suami anaknya. Diduga pelaku dendam karena diceraikan korban. “Dugaan kami seperti itu. Pelaku dendam karena diceraikan,” ungkapnya.

Baca Juga: Motif Ibu Bunuh Anak Kandung di Kamar Hotel di Semarang Terungkap

Heri berharap pelaku segera tertangkap ditambah sepeda motor anaknya dan hanphone gawai milik anaknya belum ketemu sampai sekarang.

Pengakuan Tetangga Korban

Warga tetangga sekitar menilai, korban sebagai pribadi yang baik dan suka bersosialisasi dan supel. “Untuk relasi korban ini baik dengan tetangga. Pergaulan ya biasa saja dengan tetangga,” kata Toro, tetangga korban.

Dia mengaku kaget saat mendengar kabar mutilasi ini. Ia mendapat kabar duka pada Senin, 20 Maret 2023 pukul 06.00 WIB.

Baca Juga: Polisi Tangkap Pelaku Penusukan Dua Meninggal di Seturan Sleman

Lurah Panembahan Murti Buntoro mengaku terkejut mendapat informasi salah satu warganya meninggal dimutilasi di Sleman. “Saya mendapat informasi dari teman-teman relawan. Kebetulan kami ada grup relawan,” jelasnya.

Dia mengatakan, korban diketahui berdomisili di Panembahan, Kraton. Namun begitu, di KTP ia masih tertulis sebagai warga Kelurahan Patehan. “Kami turut berbelasungkawa atas meninggalnya salah satu warga,” ungkapnya. []

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *