Misteri dan Pesona Pantai Parangtritis Yogyakarta: Wisata Alam Eksotis di Balik Legenda Nyai Roro Kidul

  • Whatsapp
pantai parangtritis
Pantai Parangtritis Bantul Yogyakarta. (Foto: Facebook/Pesona Indonesia)

BacaJogja – Di ujung selatan Kota Yogyakarta, tepatnya sekitar 27 kilometer dari pusat kota, terbentang sebuah panorama alam yang memikat mata dan menyimpan sejuta cerita mistis: Pantai Parangtritis. Nama pantai ini bukan hanya dikenal karena keindahannya, tapi juga karena kisah-kisah legenda yang telah hidup ratusan tahun dalam ingatan masyarakat Jawa.

Parangtritis, berasal dari dua kata: parang yang berarti batu karang, dan tritis yang bermakna air yang menetes. Nama ini diyakini muncul ketika Pangeran Dipokusumo tengah melakukan pertapaan di area ini dan melihat tetesan air dari bebatuan karang. Dari peristiwa itulah, Parangtritis mendapat namanya—sebuah perpaduan alam dan spiritualitas yang kemudian menyatu dalam lanskap budaya masyarakat Jawa.

Read More

Hamparan Pasir Hitam dan Aktivitas Wisata yang Menggoda

Parangtritis bukan sekadar pantai biasa. Ia menyajikan hamparan pasir hitam vulkanik yang berkilau, deburan ombak tinggi nan bertenaga, dan pemandangan lautan luas yang seakan tak berujung. Di kejauhan, bukit-bukit kecil tampak menambah dimensi keindahan yang sulit dilupakan.

Baca Juga: Mengapa Dilarang Pakai Baju Hijau di Pantai Selatan Jawa? Ini Penjelasan Ilmiah dan Cerita Nyi Roro Kidul

Tak heran jika pantai ini menjadi magnet bagi wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Ada berbagai aktivitas yang bisa dinikmati di sini—mulai dari menjelajahi pantai dengan ATV atau mobil jeep, menunggang kuda atau kereta andong, bermain layang-layang, hingga sekadar duduk santai menikmati semilir angin laut yang menenangkan.

Legenda Nyai Roro Kidul dan Larangan Baju Hijau

Namun, Parangtritis tak hanya memanjakan mata. Ia juga menyuguhkan sisi mistis yang begitu lekat dengan budaya masyarakat Jawa. Legenda Nyai Roro Kidul, Sang Ratu Pantai Selatan, adalah cerita yang selalu hadir di setiap percakapan tentang pantai ini. Konon, Nyai Roro Kidul memiliki kerajaan gaib di dasar Samudra Hindia, dan masyarakat percaya bahwa warna hijau adalah warna kesukaannya.

Inilah sebabnya, hingga kini, ada larangan tak tertulis untuk mengenakan pakaian berwarna hijau saat mengunjungi pantai ini. Mitos menyebutkan, mereka yang memakai baju hijau bisa terseret ombak dan dijadikan abdi oleh sang ratu. Meski penjelasan ilmiah mengenai warna yang tersamar dengan laut sudah tersedia, kisah mistis ini tetap hidup dan diwariskan lintas generasi.

Baca Juga: Embung Grigak: Waduk Tepi Samudera Pertama di Indonesia, Ikon Wisata dan Pertanian Gunungkidul

Keindahan yang Memikat, Bahaya yang Mengintai

Di balik kecantikannya, Parangtritis juga menyimpan bahaya. Ombaknya yang ganas—bahkan bisa mencapai ketinggian 2 hingga 6 meter—membuat pantai ini tidak aman untuk berenang. Sudah banyak kejadian wisatawan hilang atau terseret ombak karena mengabaikan peringatan. Maka, meski memesona, pantai ini menuntut kehati-hatian dan rasa hormat terhadap alam dan budaya yang melingkupinya.

Tempat Berteduh bagi Jiwa yang Letih

Sore hari adalah waktu terbaik untuk menikmati matahari terbenam di Parangtritis. Siluet langit yang memerah, suara ombak yang memecah karang, dan angin laut yang menyapu wajah seolah menjadi terapi alami bagi siapa pun yang datang. Di sini, tubuh dan jiwa seolah diajak beristirahat sejenak dari hiruk-pikuk dunia.

Pantai Parangtritis bukan hanya destinasi wisata. Ia adalah pertemuan antara mitos dan realitas, keindahan dan ketakutan, spiritualitas dan alam. Sebuah ruang yang mengajarkan manusia untuk tidak hanya melihat, tapi juga merasakan. []

Related posts