Festival Jeron Beteng 2025: Kemeriahan Libur Lebaran dengan Masangin, Tari Massal, dan Pawai Ogoh-Ogoh

  • Whatsapp
Festival Jeron Beteng 2025
Festival Jeron Beteng (Istimewa)

BacaJogja – Libur panjang Lebaran 2025 akan semakin semarak di Yogyakarta dengan digelarnya Festival Jeron Beteng 2025. Mengusung tema “Masangin: Menari Bersama-sama di Destinasi Ngangenin”, festival ini akan berlangsung pada 12 April 2025 di kawasan Alun-Alun Selatan, jantung budaya Kota Yogyakarta.

Diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta bekerja sama dengan tiga kelurahan di kawasan Jeron Beteng – Kadipaten, Patehan, dan Panembahan – festival ini telah menjadi agenda tahunan sejak 2023. Tujuannya jelas: meningkatkan daya tarik wisata dan memperpanjang lama tinggal wisatawan, terutama saat momentum liburan Lebaran.

Read More

Baca Juga: Kisah di Balik Kursi 13A: Saat Empati Tergilas Ego di Dalam Kereta Api

Tarian Massal dan Layang-Layang Raksasa

Salah satu sorotan utama tahun ini adalah tarian massal bertajuk Masangin yang akan melibatkan 500 penari menggunakan topeng. Tarian ini menjadi simbol kebersamaan dan kekuatan budaya lokal dalam memikat wisatawan.

Selain itu, akan digelar Festival Layang-Layang yang menampilkan 10 layang-layang berukuran besar hasil kolaborasi dengan Komite Olahraga Masyarakat Indonesia (KORMI) DIY. Anak-anak pun diajak berpartisipasi dalam workshop merangkai layang-layang tradisional bermotif topeng, yang hasilnya akan menjadi bagian dari puncak acara.

Pengunjung juga akan disuguhi berbagai pentas tari tradisional dan modern dari masing-masing Pokdarwis kelurahan. Mulai dari Tari Mangastuti hingga Tari Ngambar Arum, semua dipersembahkan untuk memeriahkan festival yang makin berwarna. Tak ketinggalan, band lokal seperti Nol KM dan Star Syndrom akan mengguncang panggung hiburan.

Di sekeliling Alun-Alun Selatan, pengunjung bisa menjelajahi 18 tenant UMKM dan aneka jajanan khas yang dikelola oleh Paguyuban Pelaku Pariwisata Alun-Alun Selatan (PAPARAZI).

Baca Juga: Tragedi Pagi di Kulon Progo: Cinta Sehidup Semati yang Terhenti di Jalan Dekso Kalibawang

Pawai Ogoh-Ogoh dan Bergodo: Perpaduan Budaya dalam Satu Malam

Masih dalam rangkaian festival, pada malam harinya pukul 18.30–21.00 WIB akan digelar Pawai Ogoh-Ogoh dan Bergodo, berkolaborasi dengan PHDI DIY dan tiga Pokdarwis. Dimulai dari halaman DPRD DIY, pawai akan menyusuri Jalan Malioboro dan Jalan Margo Mulyo, lalu berakhir di Taman Pintar.

Tiga kelompok bergodo akan turut memeriahkan: Bergodo Jagabaya (Kadipaten), Bergodo Gamelan (Patehan), dan Bergodo Mangunnegaran (Panembahan). Sedangkan dari PHDI DIY, hadir empat Ogoh-Ogoh tematik:

  • Catur Netra, simbol keserakahan manusia;
  • Subali, kisah moral tentang kejujuran dan persaudaraan;
  • Dadong Melik Durga, simbol perjuangan menjaga keseimbangan antara kebaikan dan keburukan;
  • Sang Jagor Manik, pengingat pentingnya kebijaksanaan dalam penggunaan teknologi.

Pawai ini juga akan diiringi oleh dua kelompok gamelan dan menampilkan atraksi khusus di panggung kehormatan Pintu Barat Kompleks Kepatihan DIY. []

Related posts