BacaJogja – Kebakaran hebat melanda PT Mataram Tunggal Garment (MTG), pabrik garmen yang berada di Dusun Balong, Donoharjo, Ngaglik, Sleman pada Rabu (21/5/2025). Kejadian ini meninggalkan dampak besar bagi operasional perusahaan maupun ribuan pekerjanya. Akibat insiden tersebut, sekitar 1.800 karyawan terpaksa dirumahkan sementara, menanti kejelasan masa depan pekerjaan mereka.
Pemerintah Kabupaten Sleman bergerak cepat menyikapi kondisi ini. Selain menjajaki opsi relokasi sementara, Pemkab juga menyiapkan berbagai skenario untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk, termasuk pemutusan hubungan kerja (PHK).
PT Primissima Jadi Opsi Relokasi Sementara
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sleman, Mae Rusmi Suryaningsih, mengungkapkan bahwa Pemkab telah berkomunikasi dengan jajaran direksi PT Primissima untuk menggunakan fasilitas pabrik yang kini tidak lagi beroperasi.
Baca Juga: Waspada Penipuan! Modus Minta Antar Malah Bawa Kabur Motor di Kulon Progo
“Supaya cepat terealisasi, kami sudah berkomunikasi dengan direksi PT Primissima. Di sana ada pabrik yang masih berdiri tapi tidak digunakan. Sama-sama pabrik garmen, jadi masih setipe. Nanti akan ditindaklanjuti komunikasi dengan PT MTG,” ujarnya.
Pabrik yang berlokasi di Jalan Magelang Km 15 itu diharapkan bisa digunakan untuk produksi sementara, mengingat proses renovasi pascakebakaran di PT MTG diperkirakan memakan waktu hingga satu tahun.
Produksi Tertunda, Pesanan Ekspor Terhambat
Insiden kebakaran ini juga berdampak langsung pada kegiatan ekspor perusahaan. Seharusnya, pada pagi hari kejadian, tiga kontainer dijadwalkan masuk untuk mengangkut bahan jadi yang siap ekspor. Namun pengiriman tersebut batal dilakukan karena seluruh fasilitas produksi terdampak.
Terkait nasib para pekerja, Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Sleman menyatakan telah mendorong terciptanya kesepakatan bipartit antara manajemen dan karyawan yang dirumahkan. Kepala Disnaker Sleman, Sutiasih, menyebut belum ada keputusan resmi soal PHK, namun pihaknya tetap bersiap jika kemungkinan itu terjadi.
Baca Juga: Njelajah Mbantul Milang Kori 2025: Strategi Dongkrak Kunjungan Desa Wisata di Bantul
“Harapannya tidak terjadi PHK total. Namun jika sampai terjadi, kami sudah menyiapkan lima paket pelatihan keterampilan, mediasi hubungan industrial, serta fasilitasi rekrutmen kembali,” terangnya.
Disnaker juga membuka peluang bagi para pekerja untuk tetap produktif selama dirumahkan. Bila diizinkan manajemen, mereka dapat mengikuti pelatihan keterampilan atau bekerja sementara di tempat lain sambil menunggu pabrik kembali beroperasi.
“Kami juga telah menjalin kerja sama dengan beberapa perusahaan yang tengah membutuhkan tenaga kerja, agar jika sewaktu-waktu diperlukan, bisa segera difasilitasi,” imbuh Sutiasih.
Baca Juga: Keracunan Massal MBG Jadi Sorotan, Ini Penjelasan Lengkap Pakar Keamanan Pangan UGM
Pemkab Sleman Siapkan Jaminan Sosial Korban PHK
Tak hanya soal pelatihan dan penempatan kerja, Pemkab Sleman melalui Disnaker juga tengah menyiapkan skema jaminan sosial bagi pekerja yang terdampak PHK. Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa, menegaskan bahwa Pemkab akan mendampingi proses kesepakatan hak-hak karyawan.
“Nanti dari dinas akan memberi pendampingan kepada karyawan. Kami pastikan tidak ada hak yang terabaikan,” kata Danang usai meninjau lokasi kebakaran.
Ribuan pekerja, mayoritas berusia produktif antara 18 hingga 45 tahun, kini menggantungkan harapan pada solusi cepat dari perusahaan dan pemerintah. Kejelasan soal relokasi, pelatihan, serta keberlangsungan pesanan ekspor menjadi titik penting pemulihan PT MTG dan kelangsungan ekonomi keluarga para pekerjanya. []