BacaJogja – Memasuki musim kemarau 2025, wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta diperkirakan tidak sepenuhnya kering. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui Stasiun Klimatologi D.I Yogyakarta menyebut adanya potensi hujan di atas normal hingga Agustus 2025 mendatang.
Kepala Stasiun Klimatologi D.I Yogyakarta, Reni Kraningtyas, S.P., M.Si, menyampaikan bahwa berdasarkan hasil analisis terbaru per 20 Mei 2025, dinamika atmosfer dan laut menunjukkan adanya pengaruh signifikan terhadap pola cuaca di wilayah DIY.
“Secara umum, Indonesia bagian selatan ekuator, termasuk Yogyakarta, mulai dipengaruhi oleh aktifnya Monsun Australia, ditandai dengan angin tenggara yang menguat. Namun, berbeda dari pola biasanya, potensi hujan di wilayah kita justru masih cukup tinggi,” ujar Reni saat ditemui di Sleman, Selasa (20/5).
Baca Juga: Jelang Iduladha 2025: Harga Sapi di Kulon Progo Turun Rp1 Juta, Permintaan Terus Meningkat
Anomali Iklim dan Suhu Laut
Lebih lanjut, Reni menjelaskan bahwa saat ini kondisi El Nino Southern Oscillation (ENSO) dan Indian Ocean Dipole (IOD) berada pada fase netral dan diperkirakan tetap netral hingga semester kedua 2025. Sementara itu, fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) terpantau aktif meskipun dengan intensitas lemah, yang turut berkontribusi terhadap peningkatan pembentukan awan hujan.
“Suhu muka laut di perairan selatan Yogyakarta juga berada dalam kategori netral hingga hangat, yakni antara 28 hingga 30 derajat Celsius, yang mendukung pembentukan awan dan hujan lokal,” tambahnya.
Prediksi Hujan: Juni hingga Agustus Atas Normal
Dalam tiga bulan ke depan, curah hujan di wilayah DIY diperkirakan masih akan terjadi dalam intensitas rendah hingga menengah, tetapi dengan sifat hujan di atas normal.
Baca Juga: 4 Unit Damkar Padamkan Kebakaran Ponpes Al Falahiyyah Mlangi Sleman
Untuk bulan Juni, diperkirakan curah hujan berkisar antara 51–200 mm, Juli dan Agustus antara 21–150 mm per bulan. Ketiganya masuk dalam kategori hujan rendah hingga menengah, namun memiliki sifat “Atas Normal”, yang berarti lebih tinggi dibandingkan rata-rata klimatologis.
Peringatan Dini Akhir Mei
BMKG juga telah mengeluarkan peringatan dini untuk Dasarian III Mei 2025 (10 hari terakhir Mei), dengan status waspada untuk potensi hujan tinggi di seluruh wilayah DIY.
“Kami mengingatkan masyarakat, terutama yang berada di wilayah rawan banjir dan longsor, untuk lebih waspada terhadap potensi hujan deras dalam beberapa hari ke depan,” tegas Reni.
Baca Juga: Dampak Cuaca Ekstrem di DIY: Sleman Paling Parah, 23 Titik Bencana Terjadi Serentak
BMKG mengimbau agar pemerintah daerah, instansi terkait, dan masyarakat segera mengambil langkah antisipatif. Selain kesiapsiagaan terhadap potensi bencana, sektor pertanian juga diminta untuk menyesuaikan pola tanam.
“Dengan sifat hujan yang cenderung di atas normal, kami sarankan agar pola tanam menyesuaikan kondisi iklim terkini agar tidak merugi,” pungkas Reni. []