BacaJogja — Di tengah meningkatnya tensi geopolitik dan volatilitas pasar global, perekonomian Indonesia, khususnya Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), tetap menunjukkan ketahanan. Hal ini tak lepas dari peran penting Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebagai instrumen fiskal yang dikelola secara hati-hati namun tetap ekspansif.
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) DIY, Agung Yulianta, menyampaikan bahwa pada triwulan I tahun 2025, ekonomi DIY mampu tumbuh sebesar 5,11% secara tahunan (yoy) dan 0,97% secara kuartalan (qtoq). Pertumbuhan ini mencerminkan peran aktif APBN dalam menjaga momentum ekonomi di tengah ketidakpastian global.
Baca Juga: Grebeg Suro IKG 2025: Ribuan Warga Gunungkidul Rayakan Tradisi Jawa-Islam di Perantauan
Sampai akhir Mei 2025, realisasi Belanja Negara di DIY telah mencapai Rp7,26 triliun. Meski beberapa pos mengalami kontraksi, khususnya pada Belanja Barang dan Belanja Modal, pemerintah tetap memprioritaskan efektivitas belanja yang mendukung daya beli masyarakat dan program prioritas nasional.
“Belanja Pegawai dan Belanja Bantuan Sosial masih menjadi motor utama realisasi belanja pemerintah pusat. Blokir efisiensi mulai direlaksasi, dan termin kontrak untuk belanja modal lebih dari 50% akan dilaksanakan pada semester II,” jelas Agung dalam siaran pers, Kamis (26/6/2025).
Sementara itu, Pendapatan Negara di DIY mencapai Rp3,85 triliun atau 36,93% dari target. Dari total itu, Penerimaan Pajak berkontribusi Rp2,67 triliun, dengan komposisi dominan dari PPh (53,64%), PPN (28,47%), dan Cukai (12,53%).
Baca Juga: JNE Resmikan Counter di Mal Pelayanan Publik Bantul, Dukung UMKM Tembus Pasar Global
Di sisi lain, Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) tumbuh positif 7,70%, didorong oleh peningkatan penerimaan dari layanan Badan Layanan Umum (BLU), terutama jasa rumah sakit dan pendidikan.
“Kinerja APBN hingga 31 Mei 2025 tetap solid dan terjaga. Kami mengelola APBN secara hati-hati namun tetap ekspansif, menjadikannya sebagai instrumen countercyclical yang andal dalam menopang pertumbuhan ekonomi hingga ke level regional,” tegas Agung Yulianta.
APBN tetap menjadi jangkar fiskal yang mampu menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi DIY, sekaligus memperkuat pondasi ekonomi dalam menghadapi ketidakpastian global yang terus berlangsung. [] tahu.






