Seribuan Siswa dan Guru SMPN 1 Bantul Pamer Pantun di Bulan Bahasa

  • Whatsapp
gerebek pantun
Seribuan siswa dan guru SMPN 1 Bantul pamer menulis pantun bersama usai upcara bendera dalam rangkaa memperingati Bulan Bahasa. (Foto: Dok: Herucakra)

BacaJogja – Selepas Upacara Bendera, siswa dan guru SMPN 1 Bantul menyerbu papan warna putih besar. Seribuan siswa dan guru sekolah berjuluk Herucakra ini menulis pantun bersama di papan putih berukuran 8 meter ini pada Senin, 24 Oktober 2022. Acara ini merupakan Gerebek Pantun, salah agenda peringatan Bulan Bahasa 2022.

Guru pendamping Indri Astuti, mengatakan Bulan Bahasa 2022 ditandai dengan menuliskan ratusan pantun karya siswa di sebuah papan besar yang disiapkan. Upacara bendera sekaligus peringatan Bulan Bahasa 2022 dihadiri Bunda Literasi Bantul, Emi Masruroh selaku pembina upacara.

Read More

Baca Juga: Bupati Bantul Sebut Minim Literasi Memicu Mudah Tersulut Hoaks

Selain itu juga turut serta sejumlah pejabat di lingkungan Pemkab Bantul seperti Kepala Disdikpora dan Kepala Perpustakaan dan Arsip Daerah Bantul. “Upacara ini juga sekaligus sebagai puncak kegiatan peringatan bulan bahasa,” terangnya.

Sebelumnya, siswa sudah diberikan tugas untuk membuat pantun karya original untuk nantinya dituliskan dalam papan besar yang sudah disiapkan itu. Diawali oleh Bunda Literasi Bantul, Kepala Sekolah dan sejumlah tamu undangan, ratusan siswa SMP N 1 Bantul kemudian menuliskan pantun karya mereka.

Baca Juga: Seru, Kuliah Senja ASMI Santa Maria Yogyakarta di Angkringan Paman Doblang

Dalam wakktu kurang beberapa menit, papan putih itu dipenuhi coretan dan tulisan pantun. “Sebelumnya mereka (siswa) sudah mendapatkan materi pantun di kelas. Sehingga kami minta untuk menyiapkan pantun bertema bebas,” kata Indri.

Guru Bahasa Indonesia ini mengungkapkan, Grebek Pantun ini bertema bebas. Pantun demi pantun yang tertulis itu menarik dibaca. Sebagian di antaranya merupakan ungkapan hati dari para siswa. “Ada pantun nasihat, pantun jenaka, bahkan pantun cinta,” ujarnya.

gerebek pantun bantul
Seribuan siswa dan guru SMPN 1 Bantul pamer menulis pantun bersama usai upcara bendera dalam rangkaa memperingati Bulan Bahasa. (Foto: Dok: Herucakra)

Kepala SMP N 1 Bantul Heri Prasetya mengatakan, sekolah terus berupaya memberikan ruang dan apresiasi terhadap karya siswa. Pembentukan karakter siswa tidak melulu berada di dalam ruang kelas dengan berbagai kemampuan akademik. “Dalam hal seni, budaya, dan sastra, siswa kita dorong dengan berbagai aktifitas agar kapasitasnya terus meningkat,” katanya.

Heri juga mengatakan selain menulis pantun yang dilakukan oleh hampir seribu siswa itu, juga dilakukan peluncuran buku antologi cerpen karya siswa dan guru. Setidaknya ada 13 buka yang diluncurkan pada hari itu.

Baca Juga: Rute dan Jadwal Uji Coba Bus Sekolah Gratis di Kulon Progo

Seluruhnya adalah kumpulan cerpen yang telah disusun dan dibukukan oleh pihak sekolah berkerja sama dengan penerbit Relasi Inti Media. Bunda Literasi Bantul Emi Masruroh secara simbolis meluncuran buku itu.

Dia mengaku kaget. Pasalnya antusias siswa di sekolah itu cukup tinggi dalam bidang budaya dan sastra. Dia yakin kompetensi siswa dalam menulis pun akan meningkat signifikan. “Menulis ini kan dilakukan melalui hal yang sederhana, seperti menulis pantun,” jelasnya.

Baca Juga: ASMI Santa Maria Yogyakarta Pajang Puluhan Karya Jurnalistik Media Massa

Istri Bupati Bantul ini juga memberikan ucapan selamat kepada siswa, guru, dan keluarga SMP 1 Bantul yang telah berproses cukup lama untuk memberikan ruang bagisetiap harya siswa. “Kami berharap dengan menulis, siswa dapat memiliki juga budaya membaca yang baik,” imbuhnya.

Seoarang siswa, Berlian Ramadhani mengaku tidak ada kesulitan dalam membuat pantun. Namun dia sempat bingung menentukan temanya. Tema pantun cinta lebih populer dikalangan teman-temannya.

Baca Juga: SLI Dompet Dhuafa Jogja Gelar Pelatihan Aplikasi Desain Grafis Online

Hanya saja, siswi berkacamata ini mengaku ingin berbeda dengan umumnya. Bahkan setelah membaca karya dari siswa lain, pantun-pantun jenaka tampak lebih menarik. “Kalau sekarang bagi remaja mungkin tema-tema cinta sakit hati sedang populer,” katanya.

Baginya, membuat pantun lebih mudah dibanding membuat karya sastra lain seperti puisi dan cerpen. “Sudah, sudah pernah dijelaskan cara membuat pantun saat pelajaran Bahasa Indonesia,” katanya. []

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *