BacaJogja – Commuter Line Yogyakarta-Palur menandai empat tahun perjalanannya sebagai moda transportasi yang semakin diminati masyarakat. Sejak pertama kali beroperasi pada 1 Maret 2021, layanan ini telah menjadi pilihan utama bagi pengguna yang mencari transportasi terjangkau dan efisien.
Dalam kurun waktu empat tahun, volume pengguna Commuter Line Yogyakarta-Palur mengalami peningkatan yang signifikan. Pada tahun pertama operasional, layanan ini mencatat 1,74 juta pengguna dengan 20 perjalanan harian. Jumlah ini melonjak hingga 4,46 juta pengguna pada tahun kedua, meningkat 157%. Tren pertumbuhan terus berlanjut dengan 6,45 juta pengguna pada 2023 (naik 45%) dan mencapai 7,96 juta pengguna pada 2024 (naik 23%).
Baca Juga: Sukatani Tolak Tawaran Kapolri Jadi Duta Polisi, Ungkap Tekanan dari Kepolisian
Guna memenuhi permintaan yang semakin tinggi, KAI Commuter meningkatkan jumlah perjalanan Commuter Line Yogyakarta-Palur. Dari sebelumnya 24 perjalanan harian pada Januari 2024, layanan ini kini mengoperasikan 27 perjalanan per hari sejak diberlakukannya Grafik Perjalanan Kereta Api (GAPEKA) 2025 pada 1 Februari 2025.
Ekspansi Layanan dan Dampak Ekonomi
Awalnya, Commuter Line Yogyakarta hanya melayani 11 stasiun dari Stasiun Tugu Yogyakarta hingga Stasiun Solo Balapan. Pada 17 Agustus 2022, rute diperpanjang hingga Stasiun Palur di Karanganyar dengan tambahan dua stasiun, yakni Stasiun Solo Jebres dan Stasiun Palur.
Dampak positif dari pengoperasian Commuter Line Yogyakarta-Palur juga tercermin dalam pertumbuhan ekonomi di wilayah yang dilalui. Data BPS menunjukkan bahwa sektor transportasi angkutan rel di Yogyakarta mengalami peningkatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dari Rp174,1 miliar pada 2021 menjadi Rp314,26 miliar pada 2023. Kota Surakarta mencatat kenaikan PDRB sektor yang sama dari Rp524 miliar (2021) menjadi Rp1,49 triliun (2023), sementara Kabupaten Klaten meningkat dari Rp604 juta menjadi Rp1,37 miliar.
Baca Juga: Alphard Misterius Terparkir Lama di Masjid Al Ghozali Yogyakarta, Pemilik Dicari!
Peningkatan Layanan dan Digitalisasi Sistem Pembayaran
Selain peningkatan jumlah perjalanan, KAI Commuter juga berupaya meningkatkan kenyamanan dan efisiensi layanan. Salah satunya dengan pemanfaatan Dipo KRL Solo Jebres yang diresmikan pada Juli 2024 sebagai fasilitas perawatan KRL.
Dalam hal sistem pembayaran, Commuter Line Yogyakarta-Palur telah sepenuhnya beralih ke transaksi digital. Pengguna dapat memilih antara Kartu Multi Trip (KMT), tiket kode QR, atau kartu uang elektronik bank lainnya. Data tahun 2024 menunjukkan bahwa 43% pengguna memilih KMT, sementara 33,7% menggunakan tiket kode QR dan 22,7% menggunakan kartu bank.
Baca Juga: Pagi Mencekam di Bantul: Dua Tawuran Pecah Hampir Bersamaan, Polisi Amankan Sejumlah Remaja
“Tingginya adopsi KMT menandakan pergeseran budaya menuju cashless society. Kami juga tengah menjalin kerja sama dengan Pemerintah Kota Surakarta agar KMT dapat digunakan tidak hanya untuk KRL, tetapi juga untuk Trans Yogya dan Trans Solo,” ujar VP Corporate Secretary KAI Commuter, Joni Martinus.
Komitmen KAI Commuter untuk Transportasi Berkelanjutan
Dengan semakin meningkatnya jumlah pengguna dan permintaan layanan transportasi publik yang berkualitas, KAI Commuter terus berkomitmen menghadirkan solusi transportasi yang aman, cepat, dan ramah lingkungan.
“Kami siap melanjutkan kolaborasi dengan pemerintah dan para pemangku kepentingan lainnya untuk menghadirkan transportasi publik yang lebih baik bagi masyarakat di seluruh wilayah operasional Commuter Line,” tutup Joni. []