Jejak Sejarah Sleman: Dari Patung Gajah dan Kakawin Ramayana hingga Tombak Kyai Turunsih

  • Whatsapp
Hari Jadi Sleman
Hari Jadi Sleman (ist)

BacaJogja – Setiap tanggal 15 Mei, diperingati sebagai Hari Jadi Kabupaten Sleman. Peringatan tersebut bukan sekadar seremoni, melainkan momentum untuk merefleksikan perjalanan panjang Sleman dari masa ke masa.

Berdiri sejak tahun 1916, Sleman tumbuh menjadi kabupaten yang unik: memadukan kekuatan alam pegunungan, kekayaan budaya Jawa, dan modernitas yang terus berkembang.

Read More

Kabupaten Sleman terletak di bagian utara Daerah Istimewa Yogyakarta, berbatasan langsung dengan wilayah Provinsi Jawa Tengah seperti Magelang, Boyolali, dan Klaten di sisi utara dan timur. Sementara di selatan, Sleman berbatasan dengan Kabupaten Bantul, Gunungkidul, dan Kota Yogyakarta, serta Kulon Progo di bagian barat.

Baca Juga: Rem Blong, Truk Semen Terguling di Lokasi Kecelakaan Maut Kalijambe Purworejo

Kawasan utara Sleman didominasi oleh lanskap pegunungan dengan Gunung Merapi sebagai puncaknya. Gunung ini tidak hanya menjadi ikon geografis, tetapi juga bagian penting dari identitas dan kehidupan masyarakat. Di sisi selatan, Sleman menyajikan hamparan dataran rendah yang subur, dilintasi oleh sungai-sungai besar seperti Kali Progo, Kali Code, Kali Kuning, Kali Opak, dan Kali Tapus.

Asal Usul Nama Sleman

Dikutip dari  laman wikipedia, Nama “Sleman” menyimpan sejumlah versi yang menarik. Salah satu versi menyebutkan bahwa nama tersebut berasal dari kata “Saliman”, yang dalam bahasa Jawa berarti gajah. Ini merujuk pada penemuan patung gajah dan dua anaknya di sekitar Lapangan Denggung, yang diyakini sebagai peninggalan dari masa Kesultanan Pajang.

Versi lain menyebut bahwa kata “Saliman” tercatat dalam Kakawin Ramayana pada masa Kerajaan Mataram Kuno. Di sana, kata ini merujuk pada pohon randu alas yang dianggap sakral karena bunganya yang merah menyala menyerupai api. Dalam konteks ini, Sleman tidak hanya menyiratkan kekuatan tetapi juga keindahan dan kesakralan alam.

Baca Juga: Lebih dari 80 Juta Penutur Bahasa Jawa, Mampukah Bertahan di Tengah Arus Globalisasi?

Sejarah Panjang Kabupaten Sleman

Kabupaten Sleman secara resmi berdiri pada 15 Mei 1916 berdasarkan Rijksblad Nomor 11 Tahun 1916, yang membagi wilayah Kasultanan Yogyakarta menjadi tiga kabupaten: Kalasan, Bantul, dan Sulaiman (nama awal Sleman). Pada masa itu, wilayah Sleman terdiri atas empat distrik besar: Mlati, Klegoeng, Joemeneng, dan Godean.

Penetapan Hari Jadi Kabupaten Sleman menggunakan sistem penanggalan Jawa dan masehi, yang dirumuskan dalam surya sengkala “Rasa Manunggal Hanggatra Negara” (1916 M) dan candra sengkala “Anggana Catur Salira Tunggal” (1846 Jawa). Filosofi ini mencerminkan semangat persatuan dan keharmonisan sebagai landasan dalam membangun daerah.

Sempat mengalami perubahan status menjadi distrik di bawah Kabupaten Yogyakarta, Sleman kembali menjadi kabupaten setelah penataan wilayah oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX pada 8 April 1945. Sejak saat itu, Sleman berkembang pesat dan kini membawahi 17 kapanéwon dan 86 kalurahan.

Baca Juga: Jogja Food & Beverage Expo 2025 Siap Gaet Investor Global dan Dongkrak Industri Kuliner Nasional

Identitas dan Pusaka Kabupaten Sleman

Sebagai simbol kekuatan dan identitas daerah, Kabupaten Sleman memiliki pusaka bernama Tombak Kyai Turunsih Tangguh Ngayogyakarta, pemberian dari Sri Sultan Hamengkubuwono X pada 15 Mei 1999. Pusaka ini melambangkan filosofi kepemimpinan yang mengedepankan kasih sayang, keadilan, dan kebijaksanaan. Dengan panjang 270 cm, tombak ini dipercaya mencerminkan peran Sleman sebagai lumbung pangan dan pusat harmoni di DIY.

Kini, Sleman dikenal luas sebagai kawasan pendidikan, wisata, dan pertanian. Buah salak pondoh yang menjadi ikon daerah telah dikenal hingga mancanegara. Di sisi lain, geliat pariwisata Sleman berkembang pesat dengan hadirnya berbagai destinasi alam, budaya, hingga wisata edukatif.

Tak heran jika Hari Jadi Sleman selalu menjadi momen istimewa untuk mengangkat potensi lokal dan mempererat rasa cinta masyarakat terhadap tanah kelahiran mereka.

Selamat Hari Jadi Sleman yang ke-109 tahun. Sukses selalu Sembada! []

Related posts