BacaJogja – Hujan deras yang mengguyur kawasan Mrican, sekitar Kampus Sanata Dharma Yogyakarta, pada Selasa sore tidak hanya membawa air ke jalanan yang tergenang, tapi juga menyelimuti teriakan seorang perempuan muda yang menjadi korban pelecehan seksual. Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 17.00 WIB, di sebuah gang sepi yang hanya berjarak beberapa meter dari tempat kosnya.
Korban, yang meminta agar identitasnya dirahasiakan, mengisahkan detik-detik mencekam saat ia menyadari sedang dibuntuti oleh seorang pria tak dikenal sejak melintas dari area SMK 2 Depok. Ketika ia sampai di gang sempit yang dipenuhi air, pria tersebut sempat melaju melewatinya, lalu berputar balik dan langsung melakukan tindakan tak senonoh.
Baca Juga: Viral! Pria Gondrong Curi Celana Dalam Perempuan di Sleman, Aksinya Terekam CCTV
“Dia langsung pegang payudara saya. Saya teriak, tapi suara saya tenggelam oleh suara hujan,” katanya dengan suara bergetar.
Tak ada kamera pengawas. Tak ada saksi. Dan hujan menjadi satu-satunya saksi bisu yang menyamarkan kejadian itu dari perhatian siapa pun.
Pelaku, yang disebut mengendarai motor Scoopy berwarna cokelat tanpa jas hujan, mengenakan kaos hitam dan helm. Namun derasnya hujan membuat korban tak sempat mencatat nomor kendaraan, memperumit upaya pelacakan pelaku.
Baca Juga: Keracunan Massal MBG Jadi Sorotan, Ini Penjelasan Lengkap Pakar Keamanan Pangan UGM
Sejak kejadian itu, korban mengaku tidak tenang. Ketakutan membayangi setiap langkah kecil dari pintu kos ke tempat kerja atau sekedar ke warung terdekat.
Trauma yang Tak Terlihat
Kejadian ini hanyalah satu dari sekian banyak kasus pelecehan seksual yang terus menghantui ruang-ruang publik, bahkan di kota yang dikenal sebagai kota pelajar seperti Yogyakarta. Minimnya penerangan, kurangnya kamera pengawas, dan lemahnya pengawasan di area kos-kosan menjadi celah yang kerap dimanfaatkan pelaku.
“Saya nggak tahu harus ke mana. Saya cuma takut kalau dia balik lagi,” ucap korban.
Baca Juga: Rem Blong di Tanjakan Tawangmangu, Mobil Elf Hantam Jembatan, 5 Nyawa Melayang
Seruan untuk Bertindak
Kepedulian bersama menjadi kunci. Warga diminta lebih waspada, khususnya saat melintasi area sepi atau rawan, terutama pada jam pulang kerja atau kuliah. Aparat keamanan dan institusi pendidikan, termasuk kampus terdekat, diharapkan berperan aktif dengan menambah patroli dan memperbaiki infrastruktur keamanan.
Bagi siapa pun yang mengenali ciri-ciri pelaku atau memiliki informasi penting, diimbau untuk segera melapor ke pihak berwajib agar pelaku dapat ditindak dan kejadian serupa tidak kembali terulang.
Di balik hujan yang turun sore itu, ada jeritan yang nyaris tak terdengar. Sudah waktunya suara-suara sunyi seperti ini mendapat tempat, perhatian, dan perlindungan. Mari bersama, menjadikan Jogja yang nyaman bagi warga, seperti slogannya, Jogja Berhati Nyaman. []