BacaJogja — Dunia pendidikan di Kabupaten Gunungkidul berduka. Kepala SMP Muhammadiyah Al Mujahidin, Jaka Prayitna, ditemukan meninggal dunia di kawasan Pantai Ngungap, Kapanewon Girisubo, Senin pagi (16/6/2025). Sebelumnya, almarhum sempat dilaporkan hilang sejak Minggu (15/6) saat berkunjung ke kawasan pantai tersebut.
Kepergian almarhum mengejutkan banyak pihak, terutama keluarga besar SMP Muhammadiyah Al Mujahidin. Terlebih, almarhum Jaka Prayitna baru saja dilantik sebagai kepala sekolah pada 4 Juni 2025, menggantikan pejabat sebelumnya, Agus Suroyo, S.Pd.I., M.Pd.I. Masa kepemimpinannya baru berjalan 13 hari, namun takdir berkata lain.
Agus Suroyo menyampaikan ucapan belasungkawa dan terima kasih atas perhatian masyarakat yang begitu besar atas kepergian almarhum. Dalam pernyataannya, Agus menuturkan bahwa Jaka Prayitna dikenal sebagai pribadi yang santun, ramah, dan berdedikasi tinggi selama menjalankan tugasnya di sekolah.
Baca Juga: Duka Tanpa Curiga: Keluarga Ikhlas, Polisi Tutup Kasus Kematian Tragis di Pantai Ngungap Gunungkidul
“Selama bertugas, beliau menunjukkan kinerja yang sangat baik. Tidak hanya profesional dalam pekerjaan, tetapi juga dikenal sopan, berakhlak mulia, dan dekat dengan para siswa serta rekan guru,” kata Agus dalam unggahan di Facebook miliknya, Rabu, 18 Juni 2025.
Mantan Kepala SMP Muhammadiyah Al Mujahidin ini juga menegaskan bahwa almarhum tidak pernah memiliki persoalan baik secara pribadi maupun kelembagaan selama bertugas. Karena itu, kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi seluruh civitas sekolah.
“Atas nama keluarga besar SMP Muhammadiyah Al Mujahidin, kami mengucapkan terima kasih atas semua bentuk dukungan, doa, dan perhatian yang telah diberikan oleh masyarakat dan umat Islam. Kami juga memohon maaf apabila selama hidupnya, almarhum pernah berbuat salah atau khilaf,” imbuhnya.
Agus mengajak semua pihak untuk mendoakan almarhum dan menghormatinya dengan penuh adab sebagaimana ajaran Islam, yakni memaafkan, mendoakan, dan tidak mengungkit aib orang yang telah wafat.
“Kematian adalah takdir yang pasti bagi setiap makhluk Allah. Namun waktu, tempat, dan cara terjadinya adalah rahasia-Nya. Kami mohon doa agar keluarga almarhum dan seluruh warga sekolah diberikan ketabahan dan kekuatan untuk melanjutkan perjuangan almarhum,” pungkas Agus.
Jenazah almarhum telah dimakamkan dengan penghormatan dan doa dari keluarga, rekan sejawat, serta masyarakat sekitar. Kepergian Jaka Prayitna bukan hanya kehilangan bagi sekolah, tapi juga bagi dunia pendidikan di Gunungkidul yang kehilangan salah satu pendidik terbaiknya.
Seperti diketahui, Jaka Prayitna ditemukan meninggal dunia di kawasan Pantai Ngungap, Kapanewon Girisubo, Senin pagi (16/6/2025), setelah sempat dilaporkan hilang sejak Minggu (15/6).
Baca Juga: Kepala SMP Muhammadiyah di Gunungkidul Ditemukan Meninggal di Tebing Pantai Ngungap Girisubo
Upaya pencarian dilakukan secara intensif oleh pihak keluarga, sekolah, relawan dan tentunya kepolisian. Titik terang ditemukan pada Senin pagi sekitar pukul 06.00 WIB ketika tim pencari menemukan sepeda motor Honda PCX nopol AB 3306 DV milik almarhum terparkir di sekitar Pantai Ngungap Girisubo.
Koordinator SAR Satlinmas Wilayah I Gunungkidul, Sunu Handoko, menyampaikan bahwa jasad korban ditemukan dalam kondisi tergantung di tebing setinggi 75 meter. Proses evakuasi berlangsung cukup dramatis karena medan yang sangat curam. “Korban ditemukan tergantung di tebing dengan posisi 5 meter dari bibir atas tebing dan sekitar 70 meter dari permukaan laut,” jelas Sunu.
Kepolisian memastikan tidak ada unsur kekerasan dalam kejadian ini. Kasi Humas Polres Gunungkidul, AKP Suranto, menyatakan bahwa hasil pemeriksaan medis tidak menunjukkan bekas luka atau tindak kekerasan. “Pihak keluarga menerima kejadian ini dengan ikhlas dan menolak dilakukan otopsi,” ujarnya.
Kasat Reskrim Polres Gunungkidul, AKP Yayan Mulyana, juga menegaskan bahwa penyelidikan awal tidak menemukan indikasi pidana. “Kami nyatakan kasus ini selesai. Diduga kuat murni bunuh diri,” katanya. []