BacaJogja – Kabar duka menyelimuti dunia seni dan budaya Yogyakarta. Bapak Hamzah Sulaiman, meninggal di usia 75 tahun pada Rabu, 23 April 2025 pukul 22.34 WIB di RS. Sardjito Yogyakarta.
Beliau dikenal luas dengan gelar Kanjeng Mas Tumenggung Tanoyo Hamiji Nindyo dan nama panggung Raminten, sosok yang tidak hanya membesarkan panggung hiburan, namun juga turut menjaga dan mempopulerkan budaya lokal melalui karya dan dedikasinya.
Kabar duka disampaikan dalam unggahan Instagram resmi @ramintencabaret, pihak keluarga besar menyampaikan duka yang dalam atas kepergian beliau. “Sosok yang telah membangun, memperjuangkan dan membesarkan nama Raminten Cabaret Show telah berpulang. Langit Jogja malam hari ini ikut bersedih meneteskan jutaan air mata mengiringi kepergiannya.”
Baca Juga: Sosok Rejo Arianto, Seniman di Balik Patung Biawak di Wonosobo yang Viral
Ungkapan duka dan doa mengalir dari berbagai kalangan, mengenang beliau sebagai pribadi penuh cinta, berjiwa seni tinggi, dan pelestari budaya yang tak tergantikan.
Semoga amal ibadahnya diterima di sisi-Nya, dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan.
Sosok Multitalenta: Pengusaha, Seniman, dan Perancang Busana
Hamzah Sulaeman adalah seorang pengusaha, seniman, dan perancang busana yang bermukim di Yogyakarta. Ia merupakan generasi kedua dari keluarga pendiri Grup Mirota, yang memiliki berbagai usaha seperti pusat oleh-oleh Hamzah Batik, rumah makan, dan sanggar tari. Sebagai seniman, khususnya di bidang akting dan tari, Hamzah menciptakan karakter Raminten yang ikonik dan begitu melekat di hati masyarakat.
Baca Juga: “Jumbo”, Film Animasi Viral yang Kupas Dampak Kehadiran Orang Tua dalam Tumbuh Kembang Anak
Lahir sebagai anak bungsu dari pasangan Hendro Sutikno (Tan Kiem Tik) dan Tini Yuniati (Nyoo Tien Nio), ia tumbuh dalam lingkungan yang kental dengan nilai kerja keras dan budaya. Hamzah memiliki empat saudara: Yangky Iswanti, Siswanto, Ninik Wijayanti, dan Ariyanti. Ia sempat menempuh pendidikan di Universitas Gadjah Mada jurusan Biologi, kemudian melanjutkan ke Universitas Sanata Dharma jurusan Bahasa Inggris.
Setelah lulus, Hamzah sempat bekerja sebagai pelayan di kapal pesiar dan tinggal di Amerika Serikat selama tiga tahun. Kepulangannya ke Indonesia terjadi karena ayahnya sakit.
Bersama saudara-saudaranya, ia mengembangkan Toko Mirota dan membuka butik bernama Mirota Batik (kini dikenal sebagai Hamzah Batik) di Jalan Malioboro, yang kini menjadi ikon belanja dan wisata budaya di Yogyakarta.
Baca Juga: 9 Marshmallow Mengandung Babi Ditemukan di Indonesia, 7 Sudah Bersertifikat Halal!
Awal Mula Raminten dan Raminten Cabaret Show
Setelah pensiun dari dunia bisnis, Hamzah menekuni dunia seni peran secara profesional. Ia memulai debut di ketoprak komedi “Pengkolan”, memerankan sosok wanita Jawa tua bernama Raminten. Karakter inilah yang kemudian ia gunakan sebagai identitas budaya dan bisnisnya. Ia mendirikan rumah makan ikonik The House of Raminten dan The Waroeng of Raminten, serta merintis Raminten Cabaret Show—pertunjukan seni kabaret dengan nuansa tradisional yang kental namun dikemas secara modern dan menghibur.
Raminten Cabaret Show menjadi panggung inklusif yang merayakan keberagaman dan menjadi salah satu daya tarik wisata malam di Yogyakarta. []