Perjalanan Terakhir Aditiya: Kecelakaan Sunyi di Jalan Menurun Patuk Gunungkidul

  • Whatsapp

BacaJogja – Matahari belum terlalu tinggi saat kabar duka menyelimuti ruas Jalan Jogja–Wonosari KM 18 pada Selasa, 20 Mei 2025. Di jalan menurun yang lengang, sebuah sepeda motor Honda Beat terperosok ke gorong-gorong, menyisakan kisah tragis dari seorang pemuda yang masih mengukir masa depan.

Dialah Aditiya Avi Ifanto, 20 tahun, warga Girisubo, Gunungkidul. Pagi itu, ia mengendarai motornya dari arah Wonosari menuju Yogyakarta. Tak ada yang tahu pasti ke mana tujuannya, namun takdir membawanya berhenti di satu titik sunyi, tepat di selatan Kantor Kelurahan Patuk Lama.

Read More

Baca Juga: Dampak Kebakaran Pabrik Garmen Sleman: Ekspor Tertunda, Ribuan Pekerja Terancam PHK

Sepeda motor yang dikendarainya tiba-tiba oleng ke kanan, menghantam dinding selokan, dan terguling masuk ke gorong-gorong sedalam dua meter. Di sana, Aditiya ditemukan tak bernyawa—dagunya robek, darah mengalir dari hidung, mulut, dan telinga. Ia meninggal di tempat, jauh dari keramaian, ditemani hanya deru angin dan aspal yang tak sempat menyelamatkan.

“Kami tidak menemukan bekas rem atau tanda pengereman di lokasi kejadian. Tidak ada pula indikasi penganiayaan. Diduga kuat korban mengantuk dan kehilangan kendali,” ujar Aiptu Purwanto, Humas Polsek Patuk yang menangani olah TKP.

Sepeda motornya rusak parah. Bodi depan hancur, sisi kanan dan kiri lecet-lecet. Tapi lebih dari sekadar kerusakan materi, hari itu Gunungkidul kehilangan satu lagi anak muda yang sedang mengejar mimpi.

Baca Juga: Tragis! Mayat Bayi Perempuan Ditemukan di Bantaran Sungai Kulon Progo

Tragedi ini menjadi pengingat pilu bahwa di balik setiap perjalanan pagi, selalu ada risiko yang mengintai. Jalanan bisa berubah menjadi kenangan terakhir bagi mereka yang lelah atau lengah.

“Kami mengimbau seluruh pengendara untuk tidak memaksakan diri berkendara dalam kondisi mengantuk. Keselamatan di jalan bukan hanya soal kecepatan, tapi juga kesiapan,” tutup Aiptu Purwanto.

Kini, perjalanan Aditiya telah usai. Tapi kisahnya tetap hidup, sebagai pelajaran bagi kita yang masih melaju. []

Related posts