BacaJogja – Beberapa hari terakhir, banyak ular bermunculan di Yogyakarta. Terbaru di Kotagede pada Minggu, 18 Mei 2025. Seekor ular Sowo Kembang atau Sanca kembang (Malayopython reticulatus) muncul di sebuah kontrakan rumah.
Ular jenis piton itu berhasil dievakuasi warga. Evakuasi ular ini menjadi perhatian warga di sekitar lokasi. Banyak yang mengabadikan moment tersebut melalui ponselnya. Tak lama berselang, penangkapan ular ini pun viral di media sosial. “Waspada ular di musim hujan. Barusan kejadian di kontrakan saya kotagede. Alhamdulillah berhasil di evakuasi,” kata Arbain, si pengunggah video.
Di sisi lain, kejadian tersebut sontak membuat penghuni waspada, mengingat hewan melata itu bisa masuk ke dalam rumah tanpa disadari. Warga diminta meningkatkan kewaspadaan terhadap kemunculan ular yang kerap terjadi saat musim hujan.
Baca Juga: Remaja Hilang Terseret Ombak di Pantai Lampon Kebumen Ditemukan Meninggal
Fenomena kemunculan ular ini tidak hanya terjadi di satu lokasi. Sejumlah warga di wilayah berbeda juga melaporkan penangkapan ular yang muncul secara tiba-tiba. Musim hujan membuat habitat alami ular terendam air sehingga mereka keluar dari sarang dan mencari tempat yang lebih kering dan hangat, termasuk ke area permukiman.
Dirangkum dari berbagai sumber, kemunculan ular di permukiman warga selama musim hujan bukanlah kebetulan. Fenomena ini dipengaruhi oleh beberapa faktor alami yang mendorong ular keluar dari habitat aslinya.
Salah satu penyebab utama adalah habitat ular yang tergenang air akibat curah hujan tinggi. Ular, yang biasanya bersembunyi di lubang-lubang tanah atau sarang bawah tanah, terpaksa mencari tempat yang lebih kering dan aman ketika tempat persembunyiannya terendam.
Baca Juga: Cocote Tonggo: Rekomendasi Film Kocak Sarat Budaya Sudah Tayang di Bioskop Yogyakarta
Selain itu, musim hujan juga bertepatan dengan musim penetasan telur ular. Kelembapan yang tinggi selama musim ini mendukung proses penetasan, sehingga banyak anak ular yang mulai berkeliaran mencari tempat tinggal dan makanan.
Faktor lain yang memengaruhi adalah peningkatan aktivitas mangsa ular, seperti tikus dan katak, yang juga keluar dari sarangnya akibat genangan air. Ketersediaan makanan yang melimpah ini menarik ular untuk mendekati area permukiman manusia .
Selain itu, perubahan iklim dan urbanisasi telah mengurangi habitat alami ular, memaksa mereka beradaptasi dan mencari tempat tinggal baru, termasuk di sekitar pemukiman.
Dengan memahami faktor-faktor ini, masyarakat diharapkan dapat meningkatkan kewaspadaan dan mengambil langkah-langkah pencegahan untuk menghindari konflik dengan ular selama musim hujan. []