UNU Yogyakarta dan RMI DIY Dukung Program Merdeka Sampah di Lingkungan Pesantren

  • Whatsapp
FGD sampah
Peserta FGD pengelolaan sampah di UNU Yogyakarta (Istimewa)

BacaJogja – Dewasa ini sampah menjadi permasalah pelik di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Melihat itu Universitas Nadhatul Ulama (UNU) Yogyakarta bersama dengan Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI), Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU), Pemerintah Desa Panggung Harjo, dan Pesantren EMAS berkomitmen bersama untuk turut serta menggerakkan kesadaran jemaah Nahdliyin dalam pengelolaan sampah.

Salah satu upaya yang telah dilakukan oleh tim adalah dengan menggelar edukasi pengelolaan sampah di pondok pesantren. Upaya ini dilakukan dalam program pengelolaan sampah dari hulu yaitu sumber samapah ke hilir yaitu pengolahan sampah, serta pengangkutan sampah.

Read More

Baca Juga: Ini Solusi Pakar UGM soal Jogja Darurat Sampah

Wakil Rektor Senior UNU Yogyakarta Abdul Ghoffar mengatakan, pihaknya sebagai institusi pendidikan khususnya di bawah Nahdlatul Ulama berkomitmen dalam program Sadar Zero Sampah.

Ketua RMI DI Yogyakarta Gus Nilzam dalam sambutannya menyampaikan, pondok pesantren diharapkan dapat menjadi contoh yang baik dan ajakan kepada Masyarakat untuk lebih aktif dan peduli terhadap sampah dan lingkungan.

Kepala Desa Panggung Harjo Wahyudi mengatakan saat ini telah banyak upaya yang dilakukan oleh berbagai pihak baik pemerintah maupun masyarakat dalam mengatasi masalah sampah, khususnya dalam penguatan hilir.

Baca Juga: Kata Bupati Kustini Soal Sampah Sleman Dibuang ke Gunungkidul

“Hulu di sini adalah sumber sampah seperti pemukiman warga, sehingga perlu adanya perbaikan infrastruktur sosial yang terkait dengan kesadaran, perilaku, dan kebijakan sosial” kata Wahyudi dalam Focus Group Discussion (FGD) Pengelolaan Sampah yang digelar oleh RMI DIY di Kampus UNU Jogja, Kamis (13/6).

Namun, kata dia, ternyata fenomena infrastruktur sosial yang perlu mengalami perbaikan menjadi salah satu kendala besar, terlebih dari segi ekonomi dan ekologi, dimana sistem kebijakan tampak belum cukup untuk memberikan pedoman bagi masyarakat terkait pengelolaan sampah,” tandasnya.

“Oleh karenanya, kita perlu melakukan upaya menata ulang tata kelola sampah menjadi timbal balik yang dapat mendorong perubahan perilaku untuk sadar akan sampah,” jelasnya.

Baca Juga: Sleman Raih Sertifikat Adipura Berkat Sukses Kelola Sampah Terintegrasi

Koorditaor UPT Asri Pondok Pesantren An-Nur Ngrukem di Bantul Anis Sulkhan Fadlil mendukung upaya tersebut. Pihaknya menilai peran pengasuh di pondok pesantren juga sangat penting untuk turut andil. “(Beberapa upaya yang bisa dilakukan dengan) Inverfensi di hulu atau dengan meminimalisir sampah, dan adanya kesadaran dari pengasuh pondok pesantren. Saat ini di Pondok Pesantren An-Nur sudah melakukan upaya pengelolaan sampah secara mandiri tanpa melibatkan Dinas Lingkungan Hidup” katanya.

Ia menambahkan pondok pesantren besar yang telah berhasil mengelola sampah secara mandiri dapat menjadi contoh utama, namun tidak menutup kemungkinan peran pondok pesantren kecil yang sukses dalam melakukan pengelolaan sambah secara mandiri dapat menjadi contoh.

Baca Juga: Metode Ramah Lingkungan, Investor Olah Sampah 60 Ton per Hari di Yogyakarta

Sejalan dengan itu, gerakan pengelolaan sampah secara mandiri juga telah diterapkan di pondok pesantren besar di wilayah DIY seperti Pondok Pesantren Assalafiyah Mlangi di Sleman, Pondok Pesantren Ali Maksum di Bantul, Pondok Pesantren Diponegoro di Sleman, Pondok Pesantren Wahid Hasyim di Sleman, Pondok Pesantren Darul Qur’an wal Irsyad di Wonosari Kab. Gunung Kidul, Pondok Pesantren Al-Imdad di Bantul, Pondok Pesantren Fadlu Minalloh di Bantul, Pondok Pesantren Al Mumtaz di Gunung Kidul, dan Lakpesdam DI Yogyakarta.

Kepala Pusat Pengendalian Ekoregion Jawa Abdul Muin menilai perlu adanya budaya kompetisi dalam pengelolaan sampah antar kelompok masyarakat agar kesadaran masyarakat semakin tinggi.

“Kompetisi ini semisal kompetisi dalam program Adipura. Saat ini kalau di Jogja ada program Jogja Hijau bisa menjadi salah satu pemantik suksesnya literasi masyarakat akan sampah” tandanya. []

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *