Empat Fakta Penemuan Kerangka Manusia Duduk Bertapa di Parangkusumo Bantul

  • Whatsapp
kerangka manusia parangkusumo
Lokasi penemuan kerangka manusia duduk bersila di Pantai Parangkusumo Bantul. (Foto: Istimewa)

Bantul – Penemuan kerangka manusia dalam posisi duduk bersila atau bertapa di Pantai Parangkusumo, Kalurahan Parangtritis, Kapanewon Kretek, Kabupaten Bantul, Yogyakarta, membuat geger warga setempat, Selasa, 21 September 2021.

Saat pertama kali ditemukan oleh Rinto, 27 tahun, warga setempat, yang terlihat hanya kepala saja. Namun, setelah dievakuasi dengan menggeli di sekitar lokasi, ditemukan juga kerangka manusia. Update terbaru, jenis kelamin kerangka manusia tersebut laki-laki.

Read More

Kapolsek Kretek Komisaris Polisi S Parmin mengatakan, dari identifikasi sementara kerangka manusia tersebut berjenis kelamin laki-laki. Namun, sampai saat ini belum diketahui identitasnya.

Baca Juga: Heboh Penemuan Kerangka Manusia saat Labuhan Merapi

Berikut fakta-fakta dihimpun BacaJogja:
1. Duduk bersila atau bertapa

Saat ditemukan hanya terlihat kepala, bagian leher ke bawah terkubur pasir sedalam kurang lebih setengah meter. Saat digali, kondisi kerangka dalam posisi duduk bersila atau bertapa. Saat ditemukan masih mengenakan celana training berwarna dongker bermotif garis merah. Ditemukan juga baju warna hitam dan sandal. Pada bagian tengkorak kepala masih ditemukan rambut yang agak panjang.

2. Tidak ditemukan tanda-tanda penganiayaan pada tubuh korban.

Hal itu diungkapkan oleh petugas medis Puskesmas Kretek, dr Henri Eko Saputra. Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan dia menegaskan tidak ditemukan tanda-tanda bekas penganiayaan. Dia menyebut diperkirakan korban meninggal sudah sekitar tiga bulan.

3. Tidak ada warga setempat yang hilang

Kasubsektor Angkruksari Polsek Kretek Iptu Sumanta mengatakan, sampai saat ini belum ada warga sekitar yang merasa kehilangan anggota keluarganya. Jika ada keluarga yang kehilangan dan mengenali ciri-ciri dari pakaian yang ditemukan bisa menghubungi Polsek Kretek.

Baca Juga: Geger, Penemuan Tengkorak Manusia di Pantai Mlarangan Kulon Progo

4. Lokasi penemuan sering digunakan untuk ritual atau bertapa

Di lokasi penemuan sering digunakan untuk ritual atau bertapa pendem, yakni mengubur diri bagian leher ke bawah, kepala tetap berada di atas tanah. Waktu yang biasa untuk bertapa setiap malam Selasa dan Jumat Kliwon. Namun, biasanya ada salah satu temannya yang menjaga orang bertapa di lokasi itu.

Anggota Komunitas Jeep Cemara Sewu Parangtritis, Sigit mengatakan, lokasi penemuan kerangka manusia tersebut merupakan jalur jeep wisata. Komunitas hampir setiap hari melewati kawasan ini. Apalagi pada awal tahun lalu juga hampir menabrak orang yang ritual tapa pendem. Saat itu ada satu orang yang menjaganya. []

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *