Kopi Lereng Merapi, Perkuat Predikat Wisata dan Konservasi di Yogyakarta

  • Whatsapp
kopi lereng merapi
Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X saat melakukan penanaman kopi di lereng Merapi. (Foto: Humas Pemda DIY)

Sleman – Kementerian Pertanian mengkampanyekan Gerakan Tanam Kopi Nasional (Gertak). Di Yogyakarta, penamanan kopi dilakukukan di lereng Gunung Merapi, tepatnya di Kalurahan Glagaharjo, Kapanewon Cangkringan, Kabupaten Sleman.

Penamanan kopi di lereng Merapi ini punya makna ganda. Pertama sebagai komoditas unggulan sekaligus memperkuat predikat destinasi wisata yang selama ini disandang oleh Merapi. Tujuan lainnya sebagai upaya konservasi dan penguatan ekonomi.

Read More

Baca Juga: Plunyon Kalikuning Sleman, Wisata Alam Alternatif Keren di Lereng Gunung Merapi

Kopi lereng Merapi pernah berjaya. Sebelum erupsi hebat pada 2010 lalu, luas kebun kopi mencapai 800 hektare. Namun hanya saat ini tertinggal kurang lebih 200 hektare.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahan Pangan DIY Sugeng Purwanto mengatakan, Gertak merupakan rangkaian yang diinisiasi oleh Menteri Pertanian. Dilatarbelakangi oleh potensi kopi yang mampu menjadi komoditas unggulan di berbagai daerah, salah satunya di kawasan lereng Merapi.

Baca Juga: Menikmati Kuliner Ndeso dan Pesona Menoreh di Kopi Ingkar Janji Kulon Progo

Menurut dia, Gerakan Tanam Kopi diawali dengan bantuan Gubernur, bantuan keuangan khusus untuk tahun 2022. Di awal tahun ada bantuan sebanyak 5.000 batang. “Kemudian dialokasikan 4.000 untuk Glagaharjo dan 1.000 Wonokerto,” katanya di sela penamanan kopi pada Sabtu, 26 Februari 2022.

promo iklan bacajogja.id

Dia mengatakan, gerakan menanam kopi ini merupakan sebuah konsep besar menghijaukan lereng Merapi sekaligus konservasi. Pihaknya sudah meminta bantuan pemerintah pusat 100.000 batang, dengan pembagian 50.000 di Merapi dan 50.000 batang di Kulon Progo. “Konsep dasar dari Gertak di samping untuk fungsi konservasi ke depannya untuk pemenuhan kebutuhan kopi di DIY,” ungkapnya.

Baca Juga: Mancing Sambil Vaksin di Kulon Progo, Dosis 1, 2 dan Booster

Sugeng menegaskan, kopi dikembangkan secara besar-besaran di Yogyakarta. Harapannya bisa meningkatkan bisnis dengan mewujudkan kegiatan ekonomi produktif. “Saat ini sudah tumbuh kegiatan kepariwisataan. Ke depannya akan dibuat konsep program pariwisata minat khusus di bidang agrowisata,” kata dia.

Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa mengatakan, kawasan lereng Merapi dengan agroklimat yang subur ditambah lapukan abu vulkanik membuat kopi Merapi memiliki ciri khas sendiri Harapannya, kopi Merapi akan menjadi primadona di Yogyakarta hingga nasional.

Baca Juga: Jadwal dan Lokasi Vaksinasi Khusus Booster di Sleman Yogyakarta

Dia mengatakan, tanaman kopi dibudidayakan di Kapanewon Cangkringan, Turi dan Pakem. Letusan gunung Merapi yang hebat pada 2010 telah meluluhlantakkan tanaman kopi di lereng Merapi. Sebelum letusan terjadi tanaman kopi yang ada di lereng Merapi sekitar 800 hektare, ini hanya tertinggal kurang lebih 200 hektare.

Untuk mengembalikan lereng Merapi menjadi sentra kopi, butuh kerja sama semua. “Perlu kerja sama semua pihak untuk mengembalikan ekosistem dan tanaman agar nanti bisa berkembang lagi,” ujar Danang. []

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *