Sumur Tua Kota Lama Semarang Ditutup Beton, BPK2L: Bongkar!!!

  • Whatsapp
Sumur tua Kota Lama Semarang ditutup dengan beton. BPK2L segera membongkar beton. (Foto: Gus Mul)

Semarang – Sumur tua di kawasan Kota Lama, Semarang, ditutup beton. Situs bersejarah ini terancam eksistensinya oleh derap laju pembangunan bisnis di kawasan setempat.

Sumur tua Kota Lama Semarang berlokasi di kawasan Taman Srigunting, tepatnya di tengah antara kawasan taman dan Hotel Kotta. Jadi, bibir atau lubang sumur yang berdiameter sekitar dua meter tersebut berada di antara area taman dan sisi barat hotel.

Read More

Pantauan BacaJogja, bibir sumur di bagian area taman saat ini telah ditutup beton. Di atas beton penutup diberi pompa ungkit merek dragon. Sedangkan di area Hotel Kotta juga dibeton namun ada lempeng besi yang bisa dibuka dan ditutup.

Baca juga: 100 Destinasi Wisata di Yogyakarta yang Banyak Dicari Orang Versi Google

Sebelumnya di tahun 2019, sumur tua Kota Lama Semarang juga sempat jadi sorotan publik lantaran program revitalisasi Kota Lama membangun deretan toilet permanen beserta septic tank di dekat sumur. Setelah toilet dibongar dan diganti portable, di tahun 2022 ini sumur yang jadi saksi perjalanan sejarah perkembangan Kota Semarang itu malah ditutup beton. Padahal usia sumur itu sudah ratusan tahun dan airnya tak pernah habis.

“Saya tahu, dari baca-baca, kalau di Kota Lama ada sumur tua yang bersejarah. Tapi tidak tahu dan kaget juga saat diberitahu panjenengan (Anda) jika yang dibeton ini adalah sumur tua bersejarah itu,” ucap Rahmat, wisatawan asal Pemalang yang kebetulan melintas dekat sumur tua, Senin, 18 April 2022.

Pemerhati sejarah Kota Semarang, Tjahjono Rahardjo dalam postingan di akun Facebooknya sempat menyentil penutupan sumur tua Kota Lama dengan beton sebagai bentuk kebodohan, Berikut pernyataan lengkap yang ia unggah pada 9 April lalu:

DUA KEBODOHAN DALAM MEMPERLAKUKAN SUMUR BERSEJARAH DI TAMAN SRIGUNTING (PARADEPLEIN).

Di Taman Srigunting (dulu disebut Paradeplein) Semarang terdapat sebuah sumur berusia lebih dari 180 tahun. Sumur itu mempunyai peran penting dalam perjalanan sejarah Semarang. Seperti ditulis oleh Prof. P. Veth dari Universitas Leiden pada 1882 dalam bukunya ‘Java, Geografisch, Ethnologisch, Historisch’:

“Di Paradeplein pada 1841 dibuat sebuah sumur yang dibor hingga kedalaman 71 meter, yang menyediakan air minum yang sangat baik dan berlimpah, tidak hanya bagi penduduk kota, tetapi juga untuk kapal–kapal yang bersandar di dermaga. Jaringan pipa menyalurkan air ke reservoir di jembatan Bodjong, sehingga memudahkan pengisian tandon air kapal dengan air yang dibawa dengan perahu-perahu.”

Namun saat ini keberadaan sumur itu tidak diperhatikan sama sekali. Bahkan telah terjadi DUA KEBODOHAN dalam memperlakukan sumur bersejarah itu.

KEBODOHAN PERTAMA: Pada 2019 di dekat sumur didirikan toilet umum. Septiktanknya berada dekat sumur, hanya berjarak sekitar 3 meter. Padahal jarak minimal antara sumur dan septiktank tidak boleh kurang dari 10 meter (SNI 2398-2017).

KEBODOHAN KEDUA: Pada 2022 ini sumur ditutup beton, konon karena airnya kotor.

Pertanyaannya, bagaimana mungkin kebodohan- kebodohan itu bisa terjadi?

Sementara itu, Ketua Badan Pengelola Kawasan Kota Lama (BPK2L) Hevearita Gunaryanti Rahayu saat dikonfirmasi menegaskan, pihaknya baru mengetahui penutupan sumur tersebut setelah mendapatkan laporan dari masyarakat.

“Sudah kami komunikasikan, karena banyak jadi perhatian masyarakat. Dalam waktu dekat penutup sumur akan kami bongkar nanti bisa diganti dengan lempeng besi atau dari kayu, cuma memang kalau dari besi nanti rawan dicuri,” kata Wakil Wali Kota Semarang tersebut.

Baca lainnya: Kunjungan Wisatawan Museum Lawang Sewu Semarang Meningkat 200 Persen

Mbak Ita, sapaan akrabnya, tegas menyatakan bukan BPK2L yang membeton sumur itu. Ia tidak menampik  jika yang betonisasi adalah pengelola hotel dekat sumur tersebut. Hanya saja, pembetonan tanpa sepengetahuan atau seiizin pihaknya.

“Katanya untuk menjaga kebersihan, menghindari air sumur jadi kotor, tidak bau dan kemasukan sampah. Jadi saya tidak tahu, tahu-tahu dilapori. BPK2L darimana punya duit mas, mending untuk kegiatan lain yang lebih bermanfaat. Kalaupun ada duit, kenapa baru sekarang,” ucap dia. []

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *