BacaJogja – Capres nomor urut 1 Anies Baswedan meresmikan Pokso Timnas AMIN di Jalan Magelang Km 10, Sleman, Yogyakarta, Minggu, 31 Desember 2023. Di acara ini, Anies mencanangkan 14 Februari 2024 sebagai Hari Perubahan.
Menurut Anies, sepanjang tahun 2023 merupakan perjuangan panjang dan banyak tantangan. Anies merasa Allah SWT selalu menurunkan kemudahan setiap tahapan. “Ini memudahkan kita pada optmisme. Maka 14 Feruari kita sebut sebagai Hari Perubahan. Hari di mana Indonesia akan megambil jalan baru yang adil dan makmur bagi semua,” kata Anies.
Baca Juga: Wakanda No More, Indonesia Forever, Ucapan Anies Baswedan Viral, Ternyata Ini Artinya
Anies mengakui, saat awal mengusung tema perubahan, umumnya yang menginginkan hanya kalangan terpinggirkan dan termarjinalkan. Kalangan yang sudah mapan umumnya tidak membutuhkan perubahan.
Namun, dalam beberapa bulan terakhir ini, terjadi hal yang di luar nalar akal sehat. Hukum dan aturan ditekuk sesuai selera penguasa. Kondisi ini membuat kalangan yang mapan pun menginginkan perubahan. “Jadi semuanya, tidak hanya mereka yang terpinggirkan, kalangan menengah pun juga ingin perubahan,” kata Anies.
Baca Juga: Komandan SAR DIY Brotoseno Kerahkan Ribuan Anggotanya Jadi Relawan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar
Anies ingin kepempinan nasional membawa integritas. “Kami ingin Indonesia tetap menjadi negara hukum, penguasa mentaati hukum dan jangan sampai kita tergelintir karena saat ini sudah mengarah menuju negara kekuasaan,” katanya.
Untuk itu, Anies berharap dengan adanya Posko Timnas AMIN membuat Yogyakarta bisa lebih kuat lagi. Yogyakarta harus bisa menjadi simbol bangkitnya semangat untuk Indonesia adil dan maknur bagi semua. “Maka dari Jogja harus dikirimkan pesan perubahan untuk Indonesia. Mari kita canangkan 14 Februari sebagai Hari Perubahan,” ungkapnya disambut tepuk tangan para relawan.
Baca Juga: Tokoh NU Yogyakarta Ini Doakan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar Menang Pilpres 2024
“Kota ini adalah kota pejuang. Dalam sejarah, kota ini menjadi pelindung republik saat dalam segala ancaman. Pada saat republik terancam, pindahnya ke Jogja, yang memfaslitasi semua rakyat Jogja. Setelah republik aman, (ibu kota) kembali ke Jakarta,” jelasnya. []