Cerita PKL Alun-alun Wates Kulon Progo saat PPKM Darurat

  • Whatsapp
penutupan alun-alun wates
Penutupan Alun--alun Wates Kulon Progo hingga 20 Juli 2021. (Foto: Istimewa)

Kulon Progo – Para pedagang kaki lima (PKL) di Alun-alun Wates Kulon Progo, Yogyakarta menjerit. Pada hari pertama pemberlakuan PPKM Darurat, sebagian dari mereka masih bisa berjualan namun jajanan dibawa pulang atau tidak makan di tempat.

Namun sejak Minggu, 4 Juli 2021 PKL tidak bisa berjualan lagi di pusat ibu kota Bumi Binangun ini. Empat akses menuju Alun-alun Wates ditutup.

Read More

Ketua Paguyuban PKL “Golek Menir” Alun-Alun Wates, Supangat mengaku bingung dengan kebijakan ini. Para PKL sebelumnya sudah berkoordinasi dengan Dinas Perdagangan dan Perindustsrian dan disepakati boleh berjualan.

Baca Juga:

Namun, tidak boleh makan di tempat. “Kalau kami tutup 20 hari kami harus makan apa,” kata Supangat, Senin, 5 Juli 201.

Kulon Progo meski termasuk zona level darurat tiga, namun perlakuannya sama layaknya zona level darurat empat seperti Kabupaten Bantul, Sleman dan Kota Yogyakarta. Atas dasar perlakuan sama itu, Pemkab Kulon Progo menutup Alun-alun Wates.

“Untuk sementara kami tutup dulu sampai 20 Juli”

Upacara penutupan tempat fasilitas publik yang biasa dipakai untuk olahraga, kuliner atau sekedar nongkrong ini dipimpin oleh Bupati Sutedja. “Untuk sementara kami tutup dulu sampai 20 Juli,” kata Sutedjo, usai memimpin penutupan, Minggu 4 Juli 2021.

Pemkab Kulon Progo ketat dalam pelaksanaan PPKM ini. Untuk memastikan tidak ada aktivitas, empat penjuru masuk akan dijaga Satgas untuk memastikan kawasan ini steril.

Baca Juga:

Selain itu, bagi yang nekat melanggar disiapkan sanksi karena kebijakan ini sudah disosialisasikan. Bahkan sanksi pelanggaran bisa dengan pidana. Untuk itulah masyarakat harus disiplin dengan mematuhi aturan yang ada. “Kami minta untuk sementara jangan berjualan di situ dulu untuk mencegah kerumunan,” katanya.

Lantas bagaimana dengan nasib PKL yang terpaksa ‘dirumahkan’ dampak PPKM Darurat ini. Pemkab sudah punya skenario untuk mengatasi persoalan ini.

Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kulonprogo, Iffah Mufidati mengatakan, pedagang boleh berjualan namun sementara waktu tidak di seputaran Alun-alun Wates. “Nanti kami akan carikan solusinya, termasuk membantu memasarkan secara online,” katanya. []

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *